Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PERBANKAN SYARIAH: BI prediksi pertumbuhan akan melambat

Recommended Posts

SURABAYA: BI memprediksi pertumbuhan aset perbankan syariah akan terus melambat bahkan stagnan jika tidak ada lagi kebijakan spin off dari unit syariah di perbankan konvensional.

 

Deputi Pemimpin Kantor Bank Indonesia Wilayah IV Jawa Timur  Sarwanto mengatakan perlambatan aset dan kinerja perbankan itu sudah telihat pada semester pertama 2012.

 

Dia menyontohkan pertumbuhan aset perbankan syariah di Jatim yang pada kuartal II 2012 hanya naik 45,5% atau menjadi Rp13,1 triliun dibandingkan periode yang sama 2011.

 

"Tren pertumbuhan aset perbankan syariah di Jatim ini melambat, karena periode sebelumnya kenaikannya di selalu di atas 50%," ungkap Sarwanto di Surabaya Senin (03/09/2012).

 

Menurutnya salah satu faktor penting dari perlambatan itu adalah tidak adanya perbumbuhan baru dalam industri perbankan syariah.

 

"Tidak ada pengembangan jaringan kantor baru, beda dengan tahun sebelumnya banyak ekspansi seiring dengan kebijakan spin off unit syariah dari beberapa bank konvensional."

 

BI, lanjut Sarwanto akan terus mendorong agar bank konvensional segera melakukan spin off terhadap init syariahnya.

 

Dengan menjadi bank tersendiri anak anak usaha yang mendiri perbankan syariah tersebut lebih mudah memacu ekspansi bisnisnya.

 

Minimal lembaga keuangan ini membangun kantor cabang di daerah yang pada akhirnya memacu pertumbuhan aset industri bersangkutan.

 

KBI Wilayah IV Jatim mencatat selain aset, penghimpunan dana masyarakat pada bank syariah di Jatim juga mengalami perlambatan meski angkanya masih tergolong tinggi. 

 

Pada kuartal II 2012 Dana Pihak ketiga (DPK) perbankan tersebut tumbuh  39,7% menjadi Rp9,88 triliun.

 

Berdasarkan komposisinya,  giro dan tabungan  tumbuh  57,6% dan 102,9% (yoy). Sementara deposito turun  2,2%.

 

Dari sisi penyaluran pembiayaan tumbuh 44,12% (yoy) dengan baki debet sebesar Rp 10,03 triliun.

 

Dari outstanding kredit tersebut pembiayaan modal kerja membukukan proporsi terbesar yakni 41,48% dari total  kredit.

 

Sementara itu, dari sisi pembiayaan konsumsi tercatat 41,07% dan investasi sebesar 17,45%. (Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...