Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

BP Migas Target Kapal FSO di Cepu Selesai 2014

Recommended Posts

JAKARTA – Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) mentargetkan kapal floating storage and offloading (FSO) yang digunakan sebagai fasilitas penampung minyak Proyek Banyu Urip di Blok Cepu selesai Januari 2014 mendatang. Adapun  saat ini, kapal tersebut sedang dikonversi di Sembawang Shipyard, Singapura.“Kapal harus selesai tepat waktu agar produksi penuh Proyek Banyu Urip tetap sesuai target,” ujar Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Gde Pradnyana dikutip dari laman resmi BP Migas, Minggu (2/9/2012).

 

Kapal double Hull VLCC (Very Large Crude Carrier) buatan tahun 1993 tersebut, dijelaskan Gde, sebelumnya adalah kapal perdagangan berbendera Yunani dengan nama MT Chios. Kapal itu termasuk klasifikasi sangat besar. Panjangnya 327 meter dan memiliki bobot mati 320ribu ton dengan kapasitas penyimpanan 1,7 juta barel.

 

"Penyelesaian pekerjaan harus memperhatikan kualitas dan efisiensi biaya serta standar keselamatan yang tinggi. Dalam pelaksanaan konversi juga perlu dioptimalkan keterlibatan kapasitas nasional, termasuk pergantian kepemilikan kapal menjadi berbendera Indonesia," tambah dia.

 

Pembangunan fasilitas produksi penuh Lapangan Banyu Urip tersbut, menurutnya adalah pekerjaan besar dengan kompleksitas yang tinggi. Pekerjaan ini dibagi ke dalam lima kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) yang termasuk dalam kontrak EPC 4.

 

"Proyek Banyu Urip menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Awal pekan ini telah diresmikan pembangunan EPC 2 yakni jalur pipa darat berdiameter 20 inci sepanjang 72 kilometer," jelas dia.

 

Selain itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro telah mengeluarkan seluruh ijin prinsip untuk pembangunan fasilitas proses produksi (EPC 1) dan fasilitas infrastruktur yang termasuk dalam EPC 5.

 

"Yang masih belum terselesaikan adalah keterlibatan komponen lokal daerah, khususnya untuk lingkup pekerjaan di EPC 1. Kami mendorong agar Pemda, kontraktor, dan MCL secara intensif berkomunikasi untuk mencari solusi,” kata Gde.

 

Gde menyebut, Proyek Banyu Urip perlu mendapatkan perhatian  secara khusus. Untuk itu, BP Migas juga telah membentuk tim tersendiri yang disebut Wasdal (Pengawas dan Pengendali) Proyek Banyu Urip.

 

Di tempat yang sama, Senior Vice President dan General Manager Mobil Cepu Limited (MCL), Kenneth C. Dowd menambahkan, lapangan Banyu Urip merupakan proyek yang diharapkan bisa meningkatkan produksi minyak nasional.

 

Dengan cadangan sekitar 450 juta barel minyak, Kenneth menyebut, Banyu Urip merupakan lapangan dengan cadangan minyak terbesar yang masih belum tereksploitasi karena saat ini, produksi minyak Banyu Urip di kisaran 24ribu barel per hari (bph) dan diharapkan mencapai 165ribu bph di pertengahan 2014.

 

“Kami berusaha keras mencapai target tersebut,” janji Kenneth. (gna)

 

(rhs)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...