Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KETAHANAN PANGAN: Awas, Krisis Pangan Mengintai Dunia

Recommended Posts

WASHINGTON: Bank Dunia mengungkapkan kekeringan di pusat-pusat tanaman Amerika Serikat dan Eropa Timur membuat harga pangan global melonjak sebesar 10%  pada Juli.

 

Hal itu akan meningkatkan ancaman ketahanan pangan bagi sejumlah negara miskin dunia.

"Harga pangan yang naik lagi secara tajam mengancam kesehatan dan kesejahteraan jutaan orang," kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam sebuah pernyataan.

 

Lonjakan harga, terutama disebabkan oleh gelombang panas yang menghancurkan seluruh AS tengah, penghasil tanaman jagung dan kedelai terbesar di dunia.

 

Dari Juni hingga Juli, harga jagung dan gandum melonjak sebesar 25%, sedangkan kedelai naik 17%. Harga jagung dan kedelai melampaui rekor harga tertinggi mereka sebelumnya dalam krisis harga pangan Juni 2008.

 

Namun, makanan pokok global penting lainnya, beras hanya naik 4% lebih rendah.

 

Hal itu membuat indeks harga pangan Bank Dunia 6% lebih tinggi dari setahun sebelumnya dan 1% lebih tinggi dari puncak Februari 2011.

 

"Afrika dan Timur Tengah sangat rentan, begitu juga orang-orang di negara-negara lain di mana harga biji-bijian sudah naik tiba-tiba."

 

Bank Dunia menyebut negara-negara di Timur Tengah dan Utara serta Sub-Sahara Afrika yang paling rentan terhadap guncangan global.

 

"Mereka memiliki tagihan impor pangan yang besar, konsumsi makanan mereka adalah bagian besar dari rata-rata pengeluaran rumah tangga, dan mereka memiliki ruang fiskal yang terbatas serta mekanisme perlindungan relatif lemah," Bank Dunia mengatakan dalam laporan Pantauan Harga Pangan (Food Price Watch).

 

"Harga pangan dalam negeri di wilayah ini juga mengalami kenaikan tajam bahkan sebelum guncangan global karena tren musiman, panen lalu yang buruk dan konflik," katanya.

 

Bank Dunia mengatakan bahwa pengalihan jagung untuk memproduksi bahan bakar nabati (biofuel) etanol -- yang meningkat menjadi 40% dari produksi jagung AS -- merupakan faktor kunci dalam kenaikan tajam harga jagung.

 

Kepala Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) awal bulan ini mendesak Washington untuk membatalkan mandatnya bagi produsen bahan bakar untuk menggunakan etanol dalam bensin dan produk bahan bakar lainnya, untuk mengurangi tekanan pada harga jagung.

 

Bank Dunia menunjukkan bahwa ada juga efek spill over pada harga gandum: bahwa karena pasokan jagung mengetat, gandum menjadi lebih banyak digunakan sebagai pengganti untuk jagung dalam pakan ternak.

 

Bereaksi terhadap laporan tersebut, juru bicara Oxfam, Colin Roche mengeritik kurangnya tindakan dari Kelompok 20 (G20) ekonomi terkemuka untuk mengatasi melonjaknya harga pangan.

 

"Oxfam sudah melihat dampak buruk dari volatilitas harga pangan di negara-negara berkembang yang bergantung pada impor pangan," katanya.

 

G20 telah memutuskan untuk menunggu laporan tanaman AS pada September sebelum memutuskan apakah akan mengambil tindakan terhadap harga pangan. (Antara/bas)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...