Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KOMODITAS BATU BARA: Ekspor Turun, 4 Tambang Di Sumsel Setop Produksi

Recommended Posts

PALEMBANG: Empat perusahaan tambang batu bara di Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan menghentikan produksi sejak pertengahan Agustus 2012, karena penurunan permintaan komoditas itu dari luar negeri.

 

"Krisis ekonomi global yang melanda Eropa dan negara India serta China berdampak pada sektor pertambangan batu bara. Meski tidak signifikan tetapi ada empat perusahaan dari 316 pemilik izin usaha yang memutuskan menghentikan produksi untuk sementara," kata Izromaita, Kepala Bidang Pertambangan Umum Dinas Pertambangan dan Energi Sumsel, Kamis (30/8/2012).

 

Dia menjelaskan krisis ekonomi global mengakibatkan permintaan pada perusahaan tambang swasta mengalami kemerosotan mengingat sejumlah industri yang berkembang di China dan India mengurangi jumlah pembangkit.

 

"Produksi dikurangi sehingga secara langsung terjadi pengurangan permintaan batu bara," ujarnya.

 

Meski demikian, Sumatra Selatan relatif tidak terpengaruh atas krisis ekonomi global itu, mengingat 80% batu bara dikonsumsi untuk dalam negeri.

 

Sebanyak 65% diperuntukan kebutuhan PLTU Suralaya, dan 15% dipasok ke industri dalam negeri.

 

"Setidaknya hanya 20% yang terpengaruh karena dikirim ke luar negeri (ekspor)," katanya.

 

Kondisi itu diikuti penurunan harga batu bara yang melanda sejak 3 bulan terakhir.

 

"Harga batu bara terus merosot karena terjadi kelebihan produksi di pasar internasional, sehingga beberapa perusahaan swasta pertambahan memutuskan untuk berhenti sementara waktu dan menunggu harga stabil," ujarnya.

 

Cadangan batu bara di Sumsel tergolong besar yakni mencapai 22,24 miliar ton atau 48 %dari total potensi batu bara Indonesia. Cadangan tersebut tersebar di Kabupaten Muara Enim 13,6 miliar ton, Lahat 2,7 miliar ton, OKU dan OKU Timur 0,32 miliar ton dan Kabupaten Musi Rawas sebesar 0,8 miliar ton.

 

Menurut Izromaita, produksi batu bara baru mencapai 20 juta ton per tahun, sedangkan pada tahun 2011 hanya sekitar 10 juta ton. "Jumlah ini akan terus meningkat jika jalur kereta api khusus Tanjung Enim menuju Pelabuhan Tanjung Api-api terealisasi," katanya. (Antara/bas)

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...