Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

INDUSTRI TPT: Prospek Membaik, Permintaan Tenaga Kerja Melonjak

Recommended Posts

JAKARTA: Kebutuhan tenaga kerja untuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mengalami lonjakan signifikan di sejumlah daerah, di tengah persaingan yang semakin ketat dan penurunan permintaan.

 

 

Anomali permintaan tenaga kerja tersebut membuat Kementerian Perindustrian optimistis industri TPT akan membaik pada tahun depan, meski untuk tahun ini sulit untuk mencapai target pertumbuhan di atas 7%.

 

Ramon Bangun, Direktur Industri Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian, menuturkan permintaan produk TPT di seluruh dunia saat ini mengalami penurunan akibat krisis Eropa.

 

Namun anehnya, beberapa perusahaan garmen nasional justru kebanjiran order dan kesulitan memenuhi permintaan ekspor sampai harus menambah jam kerja.

 

“Salah satunya ke Amerika Serikat yang permintaanya meningkat, seperti pakaian dan kemeja,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (29/8/2012).

 

Bahkan, lanjut Ramon, sejumlah industri pakaian jadi di sentra produksi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur saat ini terus merekrut ribuan tenaga kerja.

 

“Seperti [kalangan pabrik garmen] di Sukabumi  mengaku butuh 11.000 tenaga kerja, sedangkan Semarang dan Jawa Tengah itu total kebutuhannya sekitar 20.000 orang. Belum lagi Jawa Timur,” tuturnya.

 

Menurut Ramon, Kemenperin tahun menganggarkan pelatihan tenaga kerja sebanyak 7.200 orang. Itu belum memperhitungkan sekitar 600-700 orang yang sudah dilatih, tetapi belum mendapat penempatan.

 

“Jadi total 8.000 orang yang kami latih. 3.000 rencananya untuk [dipasok] ke Jawa Tengah, 2.000 ke Jawa Barat, dan 2.000 lagi ke jawa Timur,” katanya.

 

Kendati ekspor mulai menggeliat, lanjut Ramon, impor bahan baku kain dan produk garmen juga melonjak.  Sebab, meningkatnya permintaan ekspor umumnya terjadi untuk perusahaan-perusahaan garmen penghasil produk kualitas menengah ke atas.

 

Produsen TPT dengan kualitas produk menengah ke bawah. justru semakin sulit bertahan dari serangan produk-produk China.

 

“China memang sekarang lagi kesulitan menjual produknya ke Eropa, makanya banyak produknya yang masuk ke kita. Ini yang kemudian membuat pengusaha-pengusaha garmen low end kita bermasalah,” ujarnya.

 

Apabila melihat perkembangan industri TPT saat ini, Ramon Bangun memperkirakan kemungkinan target pertumbuhan di atas 7% akan sulit tercapai.

 

Namun, revisi target resmi baru akan dilakukan setelah melakukan pengamatan ke sentra-sentra produksi di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

 

“Awalnya kami menargetkan [pertumbuhan industri TPT] sedikit diatas target pertumbuhan industri secara umum yang 7%. tapi mungkin akan di bawah itu,” tegasnya.

 

Akan tetapi, Ramon melihat optimisme pelaku industri terhadap kondisi usaha tahun depan membaik. Itu tercermin dari penyerapan ribuan tenaga kerja yang mulai aktif dilakukan pada saat ini.

“Kalau rekrutmennya sekarang, baru pada tahun depan terlihat hasilnya. Mungkin dampaknya sudah bisa terlihat pada akhir tahun ini.” (if)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...