Video: Ada Danantara Effect, Saham Ini Bisa Jadi Perhatian di 2026

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Permintaan produk baja di Tanah Air masih akan tumbuh sekitar 10% pada paruh kedua tahun ini meski harga jualnya di pasar internasional mengalami penurunan akibat krisis.

 

Irvan K Hakim, Wakil Ketua Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA), menuturkan penurunan harga baja di pasar dunia lebih banyak karena aspek permintaan komoditas yang menyusut akibat krisis.

 

Kendati demikian, permintaan baja di dalam negeri diyakini masih akan tumbuh sejalan dengan aktivitas konstruksi yang biasanya meningkat pada paruh kedua.

 

Intinya permintaan baja masih cukup baik, tapi kalau harga mengacu ke pasar internasional, terutama harga minyak dan harga metal.

 

"Mestinya [pertumbuhan permintaan semester II] bisa sampai 10% kalau dibandingkan tahun lalu," tuturnya usai acara halal bihalal Kementerian Peridnustrian, Senin (27/8/2012).

 

Optimisme tersebut, kata Irvan, didasarkan pada pola penyerapan APBN yang biasanya baru meningkat pada paruh kedua.

 

Aktivitas belanja modal tersebut biasanya diikuti dengan geliat di sektor konstruksi, seperti pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan.

 

"Sektor otomotif mungkin agak sedikit turun karena ada kebijakan uang muka, tapi saya yakin tahun depan secara psikologis orang tetap akan membeli kendaraan," tuturnya. (ra)

 

 

 

Sumber