Prabowo Setuju Jatah Divestasi 10 Persen Saham Freeport Buat Papua

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengecam keras penyerangan terhadap pengikut Syiah di Kecamatan Omben, Sampang, Madura yang diduga menyebabkan kematian dua orang yakni Hamama dan Thohir pada hari ini. 

 

Kepala Divisi Advokasi dan HAM Kontras Sinung Karto mengatakan peristiwa hari ini, sambungnya, diduga menyebabkan Hamama dan Thohir meninggal dunia akibat bacokan senjata tajam. Kontras menyatakan penyerangan, perusakan, pengusiran, serta pembunuhan terhadap jemaah Syiah Sampang  merupakan perbuatan pidana yang sangat terang benderang diatur didalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

 

"Sedangkan empat lainnya mengalami luka serius, enam luka ringan berikut puluhan rumah dibakar massa. Penyebabnya adalah kesengajaan pemerintah berlarut-larut dalam penyelesaian konflik yang terjadi," ujar Sinung dalam siaran pers di Jakarta Minggu (26/08/2012).

 

Oleh karena itu, Kontras menyatakan menjadi wajib bagi aparat Polisi Republik Indonesia (Polri) untuk bersikap adil dalam menegakkan hukum sesuai dengan derajad kesalahan para pelaku.

 

Kontras, sambung  Sinung, telah mengingatkan pemerintah dan Polri sebelumnya untuk segera melakukan langkah evaluatif dan antisipatif atas model penanganan serta pengamanan dalam menjaga kemananan di wilayah Sampang pasca penyerangan dan pembakaran pada Desember  2011.

 

Dia menegaskan dalam penyelesaian penyerangan tersebut, tidak cukup langkah yang dilakukan hanya dengan menempatkan pasukan pengamanan secara berlebih setelah penyerangan dan perusakan menyurut.  Kontras meminta pemerintah harus menjamin dan menanggung proses pemulihan fisik maupun psikologis korban yang telah berulang mendapatkan kekerasan.

 

"Tanpa diprosesnya masalah ini secara hukum, sama saja dengan memberikan angin segar kepada pelaku dan masyarakat untuk mengulangi serta melakukan hal yang sama di kemudian hari," ujar Sinung. "Tokoh-tokoh masyarakat dan agama harus segera mengedepankan dialog dalam rangka penyelesaian masalah ini dengan sikap egaliter." (sut)

 

 

 

Sumber