Map L Transparan Custom Logo - Solusi Souvenir Kantor yang Efektif

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Rupiah mengalami penguatan sepekan terbesar dalam hampir 2 bulan akibat sinyal Federal Reserve akan mengambil kebijakan untuk mendukung ekonomi AS sehingga mendorong daya tarik aset emerging market.

 

Mata uang rupiah mencapai level terkuat sepekan pada kamis (23/8) setelah hasil pertemuan The Fed pekan ini menunjukkan para pejabat bank sentral AS mendukung stimulus. Data bursa menunjukkan investor asing mencatat beli bersih US$15 juta hingga Kamis (23/8) dan menjadikan total beli bersih US$252 juta pada bulan ini.

 

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Jerman dan Prancis akan mengkoordinasikan pendekatan mereka terhadap Yunani agar terus mendorong ekonominya.

 

 “Euforia terhadap prospek stimulus dan kemajuan di Eropa dapat mendukung rupiah hingga pekan depan,” ujar Klara Pramesti, analis riset divisi treasury PT Bank Negara Indonesia.

 

Berdasarkan harga dari bank lokal yang dikompilasi Bloomberg, rupiah menguat 0,2% pekan ini menjadi 9.505 per dolar pada pukul 16:30 di Jakarta, penguatan terbesar sejak 5 hari yang berakhir 6 Juli. Namun, mata uang ini turun 0,1% pada Jumat (24/8). Di saat yang sama, kurs Bank Indonesia menunjukkan rupiah mencapai 9.504 per dolar, melemah dibandingkan 9.495 pada hari sebelumnya.

 

Deputi Gubernur Bank Indonesia pada Jumat memprediksi inflasi akan di bawah 5% pada Agustus. Harga konsumen telah naik 4,56% pada Juli dibandingkan pada periode sama tahun lalu. Kenaikan tersebut merupakan yang terbesar sejak September tahun lalu.

 

Harga surat utang negara yang jatuh tempo pada 2022 turun selama 3 pekan berturut-turut, mendorong imbal hasil naik 7 basis poin menjadi 6,04%. Imbal hasil tersebut merupakan yang tertinggi sejak 13 Juli, menurut Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (Himdasun).(Bloomberg/07/msb)

 

 

 

Sumber