Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

NERACA PERDAGANGAN: Sampai akhir tahun akan defisit

Recommended Posts

JAKARTA: Badan Pusat Statistik mengindikasikan akumulasi neraca perdagangan Indonesia sampai akhir tahun akan mengalami defisit karena belum ada faktor penunjang yang akan memperbaiki perdagangan internasional.

 

Direktur Statistik Distribusi BPS Satwiko Darmesto mengaku pesimis neraca perdagangan akan membaik mengamati tren defisit yang terjadi berturut-turut selama tiga bulan terakhir, yakni pada April, Mei, dan Juni 2012.

 

“[sampai akhir tahun] akan defisit, saya pesimis ternyata dengan defisit berturut-turut, karena belum ada faktor yang menyembuhkan kondisi neraca [perdagangan] Indonesia,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat(24/8/2012).

 

Menurut dia, defisit pada bulan berikutnya di semester kedua tahun ini akan semakin dalam. Pemicunya, kondisi utang Yunani sampai saat ini belum teratasi dan negara tetangganya seperti Jerman dan Perancis pun belum bertindak untuk memberikan solusi. Dengan begitu, krisis keuangan di Eropa belum menunjukkan gejala akan mereda.

 

Melalui transmisi perdagangan, ekspor Indonesia masih terkena dampak pelemahan karena krisis eropa meski dalam lapis kedua.

 

Selain itu, penutupan keran ekspor bahan mineral mentah melalui kebijakan bea keluar 20% juga menjadi penyebab lain.

 

Dari sisi impor, realisasi investasi masih berpotensi terus mendorong impor bahan baku dan barang modal.  Dia menambahkan industri Indonesia sampai saat ini belum dapat menyediakan bahan baku untuk mendukung kegiatan investasi tersebut.

 

Luki Alfirman, Kepala Bidang Kebijakan Belanja Pusat Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PK APBN) Kementerian Keuangan, mengaku pemerintah akan terus berupaya menurunkan nilai impor Indonesia dalam jangka pendek dengan sejumlah solusi. Salah satunya dengan menyediakan kebutuhan bahan baku dari dalam negeri.

 

“Kalau [penurunan] ekspor kan karena faktor eksternal yang di luar kuasa. Tapi impor kita sudah ada upaya penurunan short term-nya,” kata Luki.

 

Berdasarkan data Bank Indonesia, sepanjang kuartal II/2012, surplus neraca perdagangan hanya sebesar US$1,56 miliar, menipis dibandingkan kuartal I/2012 yang sebesar US$1,79 miliar. Melebarnya neraca perdagangan a.l. dipicu oleh peningkatan impor US$2,67 miliar dibandingkan kuartal sebelumnya akibat tingginya impor minyak dan nonmigas.

 

Menteri Perindustrian MS Hidayat sebelumnya yakin pemerintah bisa menekan impor barang modal dalam dua tahun. caranya, dengan memperkuat industri sektor hulu melalui realisasi investasi asing. Dua fokus pengembangan sektor hulu antara lain industri besi baja dan petrokimia yang menggelembungkan nilai impor mencapai US$16 miliar tahun lalu.

 

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menuturkan penggelembungan impor memang cukup besar pada semester I/2012, tetapi secara karakteristik didominasi oleh bahan baku yang menopang basis investasi. Dia meyakini dalam enam sampai 24 bulan ke depan kapasitas produksi barang bernilai tambah akan meningkat sangat signifikan.

 

Edy Putra Irawady, Deputi Bidang Industri dan Perdagangan Kementerian Koordinator Perekonomian, menuturkan hal terpenting yang perlu dilakukan saat ini ialah mengkarantina isu-isu non ekonomi yang terus menghambat laju investasi, seperti pungutan daerah dan korupsi.(msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...