UMP Gorontalo 2026 Naik Rp183 Ribu Jadi Rp3,4 Juta

[Parno Pemilik Lapak 0]

BANTEN: Ada-ada saja cara pedagang mendulang rezeki. Puncak arus mudik di Pelabuhan Merak, Banten, boleh saja berakhir. Namun, pedagang tak kehabisan akal agar tetap dapat menangguk omzet sebesar-besarnya dari momentum Lebaran.

 

Caranya? Setelah ‘mangkal’ di Pelabuhan Merak selama arus mudik, pedagang asongan berpindah tempat ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung, saat arus balik tiba.

 

Ini yang dilakukan Usman, pedagang koran asal Serang, Banten. Dia berencana menyeberang Selat Sunda mulai H+3 Lebaran setelah berjualan di Merak sejak sepekan sebelum Lebaran.

 

Upayanya tidak lain sebagai ‘jemput bola’ rezeki. Jika tetap bertahan di Merak, omzetnya akan turun dari hari ke hari setelah puncak arus mudik usai.

 

“Kalau di Bakauheni, pemudik yang akan balik ke Jawa masih tertarik membeli. Kalau sudah sampai sini (Merak), mereka sudah malas beli apa-apa,” ungkapnya kepada Bisnis, (18/8/2012).

 

Usman mengaku sudah 2 tahun melakukan cara ini bersama teman-temannya. Alhasil, dia bisa mempertahankan omzet rata-rata Rp100.000 per hari sejak awal musim mudik hingga akhir puncak arus balik.

 

Bahkan kadang, pendapatannya dalam sehari bisa mencapai Rp150.000. Tentu saja ini lebih dari cukup dibandingkan dengan omzet rata-rata di luar Lebaran yang hanya Rp50.000 per hari.

 

Usman yang sudah berjualan koran sejak 14 tahun lalu itu berencana tinggal di Bakauheni hingga puncak arus balik selesai.

 

Sementara itu, General Manager PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Merak Supriyanto mengatakan arus balik diperkirakan mulai terjadi pada H+1 Lebaran (21/08/2012) dan mencapai puncak pada H+5 (25/8/2012), yang bertepatan dengan akhir pekan.

 

Pada tahun lalu, puncak arus balik di Pelabuhan Merak terjadi pada H+4 Lebaran dengan jumlah penumpang mencapai 108.635 orang. (rar)

 

 

 

Sumber