Buy 100% undetectable counterfeit money grade AAA+ | SSD CHEM | ATM CLONED CARDS FOR SALE @(infodocuments4@gmail.com)WhatsApp: +237673528224

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA - Kalangan pengusaha memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar (AS) diperkirakan sulit turun dari Rp9.450. Bahkan ada kecenderungan naik ke Rp10 ribu sehingga berpengaruh ke ekspor.Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan Distribusi dan Logistik Natsir Mansyur mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini seperti krisis Eropa yang berkepanjangan, melambatnya ekspor Indonesia dan ekspor produk manufaktur China yang tertahan.

 

"Kami harapkan pemerintah jangan lengah dalam hal ini karena baik pada pengaruh eksternal maupun internal dalam negara Indonesia demi menjaga pasar domestik," ungkap Natsir melalui siaran persnya kepada Okezone, Rabu (15/8/2012).

 

Menurut Natsir, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menjaga pasar domestik dan Kadin selaku pelaku usaha juga memberikan kontribusi dalam menjaga pasar domestik, sehingga sinergi perlu ditingkatkan lagi ke depan.

 

Sementara itu, Natsir juga mengingatkan terkait dampak pembayaran leasing pesawat terbang yang dibayar dengan menggunakan USD (dolar Amerika).

 

"Ada faktor lain yang perlu kita perhatikan pula bersama terkait pembayaran leasing pesawat terbang kita yang sudah mulai berjalan yang diperkirakan ada 200 unit pesawat baru yang dileasing oleh perusahaan BUMN dan swasta yang saat ini sudah mulai berjalan, bayar leasing-nya pakai USD tapi penumpang dalam negeri yang mengunakan pesawat baru kan bayar pakai rupiah. Perusahaan penerbangan dalam negeri utang USD tapi pendapatan rupiah," tukasnya.

 

Pihaknya mengkhawatirkan, setiap bulannya perusahaan penerbangan secara besar-besaran  melakukan penukaran rupiah ke USD untuk membayar leasing pesawat.

 

Masalah tersebut sangat mempengaruhi transaksi ekspor impor Indonesia, sehingga yang terjadi adalah perusahaan ekspor impor kewalahan melakukan penukaran dan mendapatkan USD untuk membiayai transaksinya karena perusahaan penerbangan dalam negeri pun sangat gencar membiayai leasing-nya dengan USD.

 

"Jangan sampai eksportir importir bersama perusahaan penerbangan dalam negeri bergelut berburu USD," pungkas Natsir. (gna)

(rhs)

 

 

 

Sumber