13 Jalan Nasional di Aceh Masih Terputus Imbas Banjir dan Longsor

[Parno Pemilik Lapak 0]

BANDUNG: Jawa Barat bakal menutup ratusan peternakan babi jika pasal pelarangan dalam Raperda Penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan disetujui dewan.

 

 

Kepala Dinas Peternakan Jabar Koesmayadi Tatang Padmadinata mengatakan rencana itu ada dalam salah satu pasal Raperda yang rencananya akan dibahas DPRD Jabar 2012. "Saat ini, draftnya ada di Biro Hukum [Pemprov],saya tidak tahu apakah dewan akan meloloskannya atau tidak," katanya saat dihubungi bisnis, Kamis (9/8/2012).

 

 

Dia menjelaskan pasal penutupan ini dilandasi oleh kondisi lapangan, di mana para peternak tidak mematuhi kelayakan pendirian peternakan dengan semestinya. "Mereka membuat peternakan di gunung, MUI bilang kalau aliran air terkena kotoran babi saja sudah haram," katanya.

 

 

Dalam aturan, katanya, peternakan babi diharuskan berdiri di tanah dengan aliran air terbawah. "Masyarakat Jabar banyak yang muslim, hal seperti ini bisa jadi persoalan," katanya.

 

 

Koesmayadi mengaku kesulitan untuk menertibkan karena banyaknya peternakan yang mengambil daerah-daerah dataran tinggi. "Kita ingin memberi ketenangan karena kalau terus dibiarkan bisa timbul persoalan di akar rumput," ujarnya.

 

Selain itu, penyakit kolera yang disebarkan oleh babi dikhawatirkan menyebar di Jabar, sementara sampai saat ini provinsi tersebut merupakan daerah bebas kolera.

 

 

"Rencana penutupan ini juga mempertimbangkan populasi peternakan babi di Jabar yang belum terlalu besar. Jumlahnya tidak sampai seribu, jadi mumpung belum banyak lebih baik ditutup saja. Ini termasuk jumlah tenaga kerja yang juga tak banyak," jelasnya.

 

 

Produksi daging babi di Jabar terbilang minim, hanya 87 ton per tahun dan mayoritas untuk disuplai kebutuhan Jakarta. Untuk Jabar, pada saat permintaan tinggi, kebutuhan dipasok dari Boyolali.(k57/msb)

 

 

 

 

 

 

Sumber