Purbaya Tolak Beri Insentif Pajak Untuk Aksi Korporasi BUMN

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Tangguh Putra/okezone)

 

 

 

JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada di level Rp9.475 per USD dari sebelumnya di level Rp9.472 per USD.Menurut analis Indosurya Asset Management Reza Priambada, pergerakan ini dipicu berbaliknya sentimen yang menjadi negatif setelah ada laporan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Inggris oleh Bank of England (BoE).

 

BoE menyatakan, pertumbuhan ekonomi Inggris diperkirakan tidak akan dapat melampaui level sebelum krisis paling tidak hingga 2014. Sehingga laporan tersebut memberikan gambaran kepada pelaku pasar bahwa laju pertumbuhan global masih kurang kondusif untuk periode yang lebih lama dibandingkan perkiraan sebelumnya.

 

"Akibat pernyataan tersebut, membuat penguatan dolar terhadap berbagai mata uang lainnya. Di sisi lain, pelemahan mata uang lainnya, terutama rupiah sedikit tertahan," katanya di Jakarta, Kamis (9/8/2012).

 

Selain itu, tambahnya, ini terjadi setelah ada pernyataan dari salah satu pejabat The Fed yang menunjukkan sinyal bahwa The Fed seharusnya mengucurkan stimulus yang agresif hingga minimal tingkat pengangguran AS bisa kembali berhasil turun.

 

Komentar tersebut seiring dengan rilis tingkat pengangguran AS sebelumnya yang naik ke level 8,3 persen dari sebelumnya 8,2 persen. Pelemahan rupiah juga tertahan oleh intervensi dari Bank Indonesia (BI) saat rupiah hampir mendekati level Rp9.500 per USD. (ade)

 

 

 

Sumber