Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

UKG ONLINE 2012: Terobosan yang mencemaskan

Recommended Posts

UJI Kompetensi Guru  (UKG) gelombang pertama yang dimulai 31 Juli lalu masih menyisakan rasa tertekan bagi guru-guru yang usianya kini sudah tidak muda lagi. Dara, guru sebuah sekolah menengah pertama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, langsung mengungkapkan kecemasannya di singgung pelaksanaan ujian system online itu.

 

“Selain kurang sosialisasi, pelaksanaan yang menggunakan komputer langsung membuat mental saya down karena sehari-hari tidak familiar menggunakan komputer. Takut salah pencet keyboard, sementara soal dan jawaban ujian munculnya dilayar komputer,” ungkap ibu dua anak berusia 51 tahun yang separuh umurnya didedikasikan untuk mengajar.

 

Dia mengaku mengikuti ujian tersebut dengan rasa tertekan karena pengumuman harus ikut UKG terkesan mendadak, di tambah lagi susunan soal dan jawaban letaknya kurang rapih. Kadang, soal  belum sempat terjawab sudah hilang dari layar berganti dengan soal berikutnya sehingga memicu kepanikan.

 

“Alhasil saya belum lolos UKG, konon nanti akan diberi pelatihan dulu sebelum ikut ujian lagi,” kata Dara yang gagap tekgnologi (gatek) dalam menjalankan perannya sebagai seorang guru BP.

 

Sebaliknya, di tempat berbeda, Siti Rahayu, guru mata pelajaran Bahasa Inggris SMP lainnya mengaku siap ketika mengikuti UKG pekan lalu. Bahkan persiapan dia lakukan dengan belajar dan mengunduh materi dari internet. "Materi yang diujikan bahasa Inggris dan pedagogik seperti teori dan teknik penilaian. Saya sharing dengan teman-teman setelah mengajar," katanya

 

Uji Kompetensi Guru (UKG) gelombang pertama yang telag digelar serentak Senin lalu (30/07/2012) berlangsung di 3.658 lokasi dengan 72.820 unit komputer. Sebanyak 1.006.211 guru yang telah bersertifikat pendidik  mengikuti UKG sebagai bagian dari pemetaan kompetensi.

 

"Uji kompetensi itu persis seperti orang check up. Tahu jantungnya normal atau tidak, gula darah bagus atau tidak, tensinya bagus atau tidak. Semuanya kita check up. Hasil dari check up itu untuk perbaikan," kata Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

 

Menurut dia, selain sebagai pemetaan, UKG adalah dasar kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan karena itu basisnya adalah profesionalitas.Dari awal, pihaknya juga sudah menegaskan bahwa Uji Kompetensi Guru (UKG) tidak ada hubungannya dengan kesejahteraan, tapi semata-mata untuk mengukur kualitas guru itu sendiri sehingga mengetahui dimana kelebihan dan kelemahannya. .

 

“Jadi kalau ada seorang guru Matematika lemah pada materi aljabar maka dapat mengikuti pelatihan tentang aljabar. Selain dapat memperbaiki secara mandiri, guru juga dapat memperbaiki kemampuannya melalui berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh kementerian, dinas, atau sekolah sendiri," katanya.

 

Sebanyak 985.409 peserta mengikuti UKG secara online di 448 kabupaten/kota, sedangkan ujian secara tertulis atau manual diikuti sebanyak 20.802 peserta di 49 kabupaten. Jadwal gelombang pertama dimulai 30 Juli sampai dengan 12 Agustus.

 

Adapun Gelombang kedua berlangsung pada 1-6 Oktober 2012. Pada gelombang kedua akan diikuti sebanyak 71 sekolah Indonesia di luar negeri. Selain guru, kegiatan UKG juga diikuti oleh kepala sekolah dan pengawas.

 

Meski telah dilakukan persiapan dengan maksimal, UKG pertama ternyata tidak dapat berjalan lancar dipicu oleh sistem komputer yang tidak berjalan dengan baik. Data yang menumpuk, akhirnya membuat sistem komputer menjadi "lambat" bahkan eror.

 

Tak urung pelaksanaan UKG yang banyak di tentang oleh para guru sendiri  membuat Mendikbud merasa janggal. "Aneh saja, muridnya saja dites sedangkan gurunya diuji tidak mau. Ujiannya juga bukan untuk kenaikan kelas, apalagi gaji karena tidak akan dipotong. Ini juga tak terkait tunjangan. Ini demi kebaikan pendidikan itu sendiri," ujarnya.

 

Nuh menegaskan pelaksanaan  Uji Kompetensi Guru gelombang pertama tetap dilanjutkan dan dari total 4.158 tempat uji kompetensi (TUK), sebanyak 2.344 TUK aktif, 937 TUK akan mulai diaktifkan pada 8 Agustus mendatang, sedangkan 877 nonaktif.

 

“Pelaksanaan UKG telah diikuti oleh sebanyak 373.415 peserta dimana sebanyak 243.619 peserta datanya sudah diolah. “Memang ada yang ngadat, tetapi prinsipnya jalan.  TUK yang tidak jalan distop, sedangkan yang normal tetap berjalan,” katanya

 

Mendikbud menyampaikan, guru-guru yang direncanakan mengikuti UKG di TUK yang dinonaktifkan tidak perlu datang. Mereka dijadwalkan ulang untuk mengikuti UKG pada gelombang kedua bulan Oktober mendatang.

 

Dia juga menyebutkan dari data yang telah masuk rata-rata nilainya 44,55, tertinggi

91,12 dan terendah nol. “Peta ini kalau kita lihat dengan  Uji Kompetensi Awal (UKA) tidak jauh beda dan paling tinggi DIY 51.03,” katanya.

 

Untuk guru kelas sekolah dasar rata-rata nilainya 40.87, sedangkan untuk mata pelajaran Penjaskes 42.59. Sementara mata pelajaran Bahasa Indonesia  guru sekolah menengah pertama rata-ratanya paling rendah dibanding mata peajaran lain seperti IPA, IPS, dan matematika. Adapun untuk sekolah menengah atas, mata pelajaran kimia paling rendah 37.9, sedangkan paling tinggi fisika 58,7.

 

Nuh mengungkapkan jika hasil  UKG hanya 44,5 berarti jelek dan para guru peserta UKG tidak perlu meratapi berlebihan hasil UKG tersebut.’’Dengan hasil tadi, mari kita belajar untuk mengakui hal yang sesungguhnya. Kita sudah waktunya belajar fair,’’

 

Bagi guru yang memperoleh nilai jelek wajib mengikuti pelatihan khusus tahun depan.

Sedangkan guru yang sudah mendapatkan nilai bagus, dilepas untuk kembali mengajar.

Jika sampai saat ini nilainya di ambang batas kewajaran atau hanya standarmaka  guru itu harus ikut pelatihan khusus yang masih dalam kajian mulai tahun depan.

 

Selanjutnya guru-guru yang memperoleh nilai UKG bagus maupun jelek wajib menjalani penilaian kinerja secara berjangka. ’Penilaian kinerja ini diantaranya menyangkut urusan kedisiplinan dan nantinya mereka akan mengetahui hingga detail kinerja guru dalam mengajar.

Mulai dari urusan absensi mengajar, keterlambatan datang ke sekolah, dan urusan teknis lainnya. ’’Ibarat dokter, profesi guru juga harus dipantau secara berkala. Tidak bisa dilepas begitu saja,’’ katanya. (Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...