Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

EKONOMI JATIM: Inflasi Agustus Jatim diprediksi 0,95%.

Recommended Posts

SURABAYA: Inflasi Jatim pada Agustus 2012 diperkirakan akan berada di kisaran 0,81% hingga 0,95% jauh lebih tinggi dibandingkan inflasi Juli sebesar 0,63%.

 

Hamid Ponco Wibowo Sekretaris Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur mengatakan lonjakan konsumsi dan kenaikan harga pangan selama Puasa dan Lebaran perperan besar terhadap laju inflasi Jatim pada Agustus 2012.

 

Menurut catatan TPID Jatim lima komoditas pangan yang akan memberikan kontribusi besar terhadap laju inflasi bulan ini yakni beras, terigu, gula, minyak goreng serta komoditas bumbu seperti bawang merah, bawang putih dan cabe rawit.

 

"Lonjakan konsumsi tersebut diperkirakan akan mendongkrak inflasi Jatim hingga  berada di kisaran 0,81% -0,95%," ungkap Hamid  yang juga menjabat sebagai Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

 

Dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu inflasi kali ini masih akan tercatat lebih tinggi. Pasalnya Puasa tahun ini yang jatuh pada Juli 2012 berhimpitan dengan bulan masuk ajaran baru. "Juli inflasi Jatim  sudah tinggi yakni 0,63% kendati masih diabawah inflasi nasional sehingga Lebaran dipastikan akan semakin tinggi.

 

Untuk laju inflasi tahunan (YoY), lanjutnya, tim TPID memperkirakan akan berada di angka 4,6%. Perkiraan tersebut  sudah mempertimbangkan berbagai upaya untuk menjaga kestabilan harga. Salah satunya menyediakan subsidi angkutan.  

 

Sementara itu  untuk sektor  sandang kemungkinan pengaruhnya tidak telalu besar. "Balanja masyarakat  untuk pakaian memang meningkat tetapi fluktuasi harganya tidak sesignifikan sektor pangan."

 

Tim TPID meminta agar pedagang dan produsen. Ikut menjaga kestabian harga dengan menjaga stok. Menurut Arifin T Hariadi Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jatim kenaikan harga komoditas pangan menjelang Puasa dan Lebaran di kisaran 3% hingga 6% masih tergolong wajar.

 

TPID, lanjutnya, akan mencoba  menjaga, bahkan siap melakukan intervensi pasar lewat OP jika kenaikannya terlalu tinggi.

 

"Budaya masyarakat Jatim mengkonsumsi pangan secara berlebihan pada saat prepekan  [menjelang Puasa dan Lebaran ] selalu membuat harga mengalami kenaikan." (Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...