Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PRODUKSI KEDELAI: Margin rendah, petani enggan menanam

Recommended Posts

PALU: Sejumlah petani di Sulawesi Tengah mengatakan enggan untuk mengembangkan kedelai secara besar-besaran karena harga komoditas pangan itu di pasaran rendah dibandingkan lainnya.

 

"Terus terang beberapa tahun silam, banyak petani yang menanam kedelai, tetapi hanya dalam areal yang sangat terbatas, sebab harga murah, untung dikit," kata Suban, seorang ketua kelompok tani di Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Jumat (03/08).

 

Karena harga murah, petani tidak lagi menanam kedelai. Mereka lebih memilih menanam komoditas cabai, terong, tomat dan bawang merah.

 

Selain harga murah, kebanyakan pengusaha tahu dan tempe di Kota Palu selama ini menggunakan kadelai impor dibandingkan produksi petani lokal.

 

Memang harus diakui, kualitas kedelai impor lebih unggul sehingga para pengusaha tahu dan tempe lebih memilih menggunakan sebagai bahan baku utama makanan.

 

Menurut dia, pemerintah perlu menetapkan standar harga kedelai, supaya petani bergairah mengembangkan tanaman kedelai dan juga tentu meningkatkan produktivitas produksi.

 

"Kalau tidak ada standar harga, saya pikir sulit bagi petani untuk gencar mengembangkan kedelai apalagi dalam jumlah banyak," katanya.

 

Hal senada juga disampaikan Ronie, petani di Kabupaten Poso. Ia mengatakan di daerah itu tidak banyak petani yang menanam kedelai.

 

Justru sekarang ini banyak petani, khususnya di dataran Napu, Kecamatan Lore di Kabupaten Poso lebih tertarik menanam sayur-mayur seperti tomat, cabai, kubis, daun bawang, bawang merah, kentang dan wortel karena harganya bagus.

 

Kalaupun ada petani yang menanam kedelai, jumlah sedikit dan luas areal terbatas. Pemerintah pusat maupun daerah perlu mempertimbangkan kemungkinan menetapkan standar harga kedelai guna meningkatkan produksi petani.

 

Juga agar minat petani mengenambangkan kedelai ke depan semakin lebih besar karena ada jaminan pasar dan harga dari pemerintah.

 

Apalagi, sesuai program pemerintah pusat, Indonesia diharapkan mencapai swasembada kedelai pada 2014. "Itu bisa dicapai, kalau pemerintah menetapkan standar harga sehingga petani di daerah-daerah, termasuk Sulteng lebih bergairah lagi," katanya.

 

Harga kedelai impor di Palu saat ini mencapai Rp7.300,00 per kilogram. Sementara harga kedelai produksi petani lokal hanya berkisar Rp5.000,00 sampai Rp6.000,00 per kilogram. (Antara/Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...