UMP Sumut 2026 Naik Rp236.412 Jadi Rp3,22 Juta per Bulan

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Okezone)

 

 

 

JAKARTA - Kondisi pergerakan harga emas diperkirakan masih sideways menjelang pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve dini hari nanti. Meski demikian, menjelang momentum tersebut harga emas tampak dinaungi tekanan koreksi.Demikian diungkapkan oleh Head of Research and Analysis PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, Jakarta, Rabu (1/8/2012). Ariston mengatakan, Bila harga emas dapat bertahan di level USD1.610 per troy ons, maka harga bisa menuju area USD1.602-USD1.605 per troy ons. Adapun resisten emas, akan berada di area USD1.630 per troy ons, lalu di USD1.640 per troy ons.

 

"Sekarang data indeks yang perlu diperhatikan adalah data indeks manufaktur zona Euro, Spanyol, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat yang diperkirakan tidak banyak berubah seperti data terakhir," ungkap Ariston.

 

Ariston menambahkan, ada data perubahan jumlah tenaga yang diperkerjakan oleh pihak swasta di luar bidang pertanian yang disurvei pemerintah AS pada Jumat nanti. "Bila datanya di atas 121 ribu, dolar AS kemungkinan besar akan kembali menguat dan harga emas cenderung turun," ujarnya.

 

Menurut dia, para analis memperkirakan The FED belum akan mengeluarkan kebijakan pelonggaran kuantitatif III (QE3) yang ditunggu para pelaku pasar pada pertemuan kali ini. Namun, bila itu tidak dilakukan tapi FED memberikan indikasi akan dilakukan QE3 dalam waktu dekat, dolar AS tetap akan melemah dan akan emas naik.

 

"Bila kebijakan QE3 tidak dirilis dan tidak ada indikasi apapun dari FED, dolar akan menguat dan harga emas akan turun. Kita tunggu saja dini hari nanti pukul 01.15 WIB dini hari," tukas Ariston. (mrt)

 

 

 

Sumber