Kementerian PU Kirim 402 Relawan ke Daerah Bencana Sumatra

[Parno Pemilik Lapak 0]

KAIRO: Tokoh oposisi Suriah al-Haytham Maleh mengatakan kepada para wartawan Selasa, bahwa dia telah ditugasi untuk membentuk pemerintah di pengasingan yang berbasis di Kairo.

 

"Saya telah ditugasi untuk memimpin satu pemerintahan transisi," kata Maleh, dan menambahkan bahwa ia akan memulai konsultasi "dengan para tokoh oposisi di dalam dan luar negeri".

 

Maleh, seorang Muslim konservatif, mengatakan ia diangkat oleh koalisi "Independen tanpa afiliasi politik" Suriah.

 

Lebih dari 20.000 orang tewas di Suriah sejak pemberontakan terhadap kekuasaan Presiden Bashar al-Assad dimulai Maret 2011, sesuai dengan perkiraan Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah.

 

Tidak ada cara untuk bisa melakukan verifikasi secara mandiri atas angka itu, sementara itu PBB telah menghentikan penghitungan.

 

Telah ada permintaan berulang kali kepada Bashar agar dia mundur.

 

Ketika itu terjadi, "kita tidak ingin menemukan diri kita dalam kevakuman politik atau pemerintahan," kata Maleh.

 

"Tahapan ini menuntut kerja sama dari semua pihak," tegasnya.

 

Maleh, 81 tahun, adalah pengacara Suriah dan aktivis hak asasi manusia yang telah menghabiskan beberapa tahun penjara di tanah airnya.

 

Dia dipenjara pada Oktober 2009 dan dibebaskan pada Maret 2011 oleh pengampunan presiden, hanya beberapa hari sebelum pemberontakan terhadap Bashar meletus.

 

Maleh telah bekerja untuk Amnesty International sejak 1989 dan membantu mendirikan Perhimpunan Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

 

Dia juga dipenjara pada tahun 1980 selama 6 tahun bersama dengan sejumlah anggota serikat perdagangan dan para pembangkang politik.

 

Ada upaya lain oleh oposisi Suriah untuk mempersiapkan pasca-Bashar di masa depan.

 

Pada Senin, pemberontak Suriah mendistribusikan apa yang mereka sebut "rancangan keselamatan nasional" suatu usulan untuk transisi politik, penyatuan militer dan tokoh sipil.(Antara/bas)

 

 

 

 

Sumber