Video: IHSG dan Rupiah Masuk Zona Merah hingga Keputusan BI Rate Dinanti

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Kalangan legislatif menilai optimalisasi pengeluaran negara dan penutupan celah administrasi perpajakan berpotensi meningkatkan penerimaan pajak hingga 10%.

 

 

 

Anggota Badan Anggaran DPR Akbar Zulfakar mengatakan penerimaan negara dari perpajakan masih belum optimal karena masih ada celah dalam birokrasi perpajakan.

 

 

 

“Saya rasa jika tidak ada celah, bisa 10% lebih besar dari target tahun ini. Lihat saja kasus-kasus [pajak] yang muncul antara nilai yang harus dibayarkan dan dibayarkan,” katanya dalam acara sosialisasi Ditjen Pajak di Universitas Negeri Jakarta, hari ini.

 

 

 

Pemerintah tahun ini menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp1.016,23 triliun dengan realisasi semester I/2012 mencapai Rp456,77 triliun. Target itu lebih besar dari realisasi penerimaan pajak pada 2010 dan 2011 yang masing-masing bernilai Rp723,30 triliun dan Rp873,87 triliun.

 

 

 

Akbar menambahkan penerimaan pajak bisa ditingkatkan melalui perumusan grand design penggunaan dana dari pajak untuk mengoptimalkan kepatuhan masyarakat membayar pajak.

 

 

 

Kepatuhan membayar pajak sulit ditingkatkan jika dampak kenaikan pengeluaran APBN tidak dirasakan sebagian besar warga negara.

 

 

 

“Output-nya ini yang jadi permasalahan, jika tidak dirasakan dampaknya ke penerimaan. Ditjen Pajak sulit meningkatkan penerimaan jika output-nya tidak dirasakan,” katanya.

 

 

 

Menurutnya, rancangan belanja yang tidak jelas bisa dicontohkan dari alokasi anggaran pendidikan yang setengahnya habis untuk belanja gaji pegawai negeri sipil (PNS) guru. (yus)

 

 

 

Sumber