Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Omzet Pedagang Keripik Tempe Malah Turun 25%

Recommended Posts

jjOWUQunR0.jpgIlustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

MALANG - Permintaan pasar domestik akan kudapan keripik tempe khas kota malang menjelang Ramadhan dan lebaran Idul Fitri tahun ini mengalami kenaikan 50 persen dibanding hari biasa. Namun, keuntungan yang diperoleh perajin keripik tempe malah mengalami penurunan.Kenaikkan harga beli kedelai ini, sudah sudah terjadi sekitar empat bulan terakhir, dan besarannya naik setiap hari, hingga saat ini harga kedelai impor di Malang mencapai Rp7.600 per kilogram. Padahal, sebelumnya harga beli kedelai import hanya Rp5.500 per kilogram.

 

Selama ini, perajin tempe kota Malang lebih memilih menggunakan kedelai import asal Brasil dan Amerika Serikat (AS), sebagai bahan utama pembuatan tempe dan keripik tempe aneka rasa. Selain ukurannya lebih besar, kualitas kedelai import juga jauh dibandingkan kedelai lokal. Meski harganya murah, namun kedelai lokal lebih susah ditemukan di pasaran.

 

Salah satu pusat oleh-oleh keripik tempe, bu Noer, Ciliwung, Malang misalnya. Pada hari biasa, harus mengambil 100 kilogram kedelai impor per hari. Menjelang Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, produksi keripik bu Noer meningkat 50 persen, menjadi 150 kilogram per hari. Harga jual dalam kemasan per-150 gram keripik tempe bu Noer dijual rata-rata Rp5.500.

 

Sayangnya, meski mengalami peningkatan omset hingga 50 persen, keuntungan yang didapatkan mengalami penurunan antara 20-25 persen. Kondisi ini disebabakan karena peningkatan harga beli kedelai import yang terjadi sejak beberapa hari terakhrir.

 

Salah satu pemilik kerjinan keripik tempe, Lukman Zaini, mengatakan pemerintah harusw meninjau ulang pemberlakukan pajak tambahan bea masuk kedelai, termasuk melakukan pengendalian harga jual kedelai import, terlebih pada masa menjelang Ramadhan hingga hari raya Idul Fitri tiap tahunnya.

 

Menurutnya, jika pemerintah tidak segera bertindak dan membuahkan hasil, bukannya tidak mungkin perajin rumahan tempe skala kecil gulung tikar akibat kurangnya modal usaha, dan persaingan usaha. (Deny Irwansyah/Sindo TV/wdi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...