Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KRISIS TEMPE: Produksi tahu-tempe di Jayapura masih normal

Recommended Posts

JAYAPURA: Produksi tahu dan tempe di Kota Jayapura, Papua, masih normal meski harga kedelai sebagai bahan baku utama mengalami kenaikan.

 

"Tingginya harga kedelai tidak mempengaruhi produksi tahu dan tempe di sini. Selain menggunakan kedelai impor, saya juga memanfaatkan kedelai lokal," kata Agus sulistio, produsen tahu dan tempe di Arso, Jayapura, Sabtu (28/07).

 

Ia mengatakan, kedelai lokal itu dibeli dari petani di wilayah Arso dan Pir sehingga dapat menutupi mahalnya harga kedelai impor.

 

Menurut Agus, kedelai lokal lebih murah dan kualitasnya hampir sama dengan produk impor.

 

Kekurangan kedelai lokal memang tidak mampu bertahan lama dan masih harus dibersihkan beberapa kali setelah dibeli dari petani.

 

"Kalau kedelai impor dari Amerika Serikat memang memiliki kualitas bagus, mampu bertahan lama atau disimpan hingga setengah tahun," katanya.

 

Ia menambahkan, proses pengeringan kedelai lokal masih mengandalkan panas matahari, sedangkan yang impor menggunakan oven. Kedelai lokal hanya mampu bertahan sekitar satu bulan.

 

H Sarimin, pemilik pabrik tahu ojo lali di Jalan Kali Acai, Abepura, Kota Jayapura, mengatakan harga kedelai saat ini Rp450 ribu per karung isi 50 kg atau Rp9.000 per kilogram. Sebelumnya hanya Rp390 ribu per karung.

 

"Selama saya membuat tahu dan tempe, harga kedelai saat ini merupakan harga tertinggi. Tetapi harga tersebut tidak berpengaruh terhadap jumlah permintaan dari pelanggan," katanya.

 

Ia mengatakan, untuk menutup biaya produksi tempe dan tahu akibat kenaikan harga kedelai tersebut, para produsen menjual tahu dengan harga Rp2.500 per potong dan tempe Rp1.200 jika membeli dalam jumlah banyak.

 

"Sebelum kenaikan harga kedelai, tahu dijual seharga Rp1.800-Rp2.000 perpotong, untuk tempe satuannya Rp1.000," ujarnya.

 

Sarimin yang mempekerjakan karyawan sebanyak delapan orang ini mengaku setiap hari menghabiskan tujuh kuintal kedelai.

 

"Saya berharap harga kedelai impor dapat normal kembali di kisaran Rp370 ribu-390 ribu/karung isi 50 kg," katanya.

 

Menurut dia, produsen di Jayapura masih mengandalkan kedelai impor, karena jumlah produksi petani di daerah ini masih terbatas. (Antara/Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...