Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Indonesia Terlalu Dimanjakan Impor Kedelai

Recommended Posts

4LEaS2phIM.jpgIlustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

JAKARTA - Di Indonesia, kedelai temasuk tanaman pangan utama. Namun posisinya masuk ke dalam kategori inferior yang berarti bahan makanan hanya menjadi selingan setelah padi dan jagung. Itulah yang menyebabkan petani secara khusus menanam kedelai yang sangat jarang ada di Indonesia.Jika dilihat dari sisi harga, kedelai dikatakan kurang menarik dibandingkan padi. Meskipun dalam kondisi normal. Oleh karena itu, insentif menanam kedelai rendah dan pembibitan kedelai sering menjadi kendala.

 

"Jarang petani khusus menanam kedelai, dilihat dari sisi harga kurang menarik, insentif menanam kedelai rendah serta pembibitan kedelai sering menjadi kendala," ungkap pengamat ekonomi dari Ec-Think Telisa Feliyanti, melalui pesan singkatnya kepada Okezone, Kamis (26/7/2012).

 

Telisa menyebutkan, di era 1990-an, Indonesia pernah menjadi negara swasembada kedelai. Hal tersebut dikarenakan adanya unit yang khusus menangani kedelai.

 

"Kita sebenarnya pernah hampir swasembada kedelai pada zaman Pak Soeharto. Bahkan ada unit yang khusus menangani kedelai. Kemudian menerapkan pakem di lembaga internasional adalah kalau tidak efisien ya mengimpor," beber Telisa.

 

Dia menambahkan, Indonesia saat ini masih terlalu dimanjakan oleh impor, sehingga bergantung pada fluktuasi internasional dan ketika terjadi permasalahan di negara-negara pengimpor Indonesia juga yang terkena dampaknya.

 

Solusinya, menurut Telisa, pemerintah dan masyarakat harus menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan pangan domestik walaupun tidak 100 persen, minimal mengurangi ketergantungan terhadap impor.

 

"Kita memiliki sumber daya manusia maupun sumber daya alam, namun seringkali terlena. Harus ada dukungan pembibitan, pupuk, serta dibutuhkan keseriusan agar kedelai tidak haya jadi tanaman selingan. Kedelai cukup penting untuk konsumsi domestik," katanya.

 

Telisa mengaku permasalahan ini tidak sepenuhnya kesalahan Kementerian Perdagangan (Kemendag) terlebih permasalahan kedelai ini juga bagian dari tanggung jawab Kementerian Pertanian, Kementerian UKM, dan Kementerian Perindustrian.

 

"Saya tidak bisa hanya menyalahkan Kementerian Perdagangan, masalahnya tanggung jawab ini mencakup Kementerian Pertanian, Kementerian UKM, Kementerian Industri. Kalau perdagangan pasti terkait impornya, tapi tidak sesempit itu. Masalahnya kompleks dan bukan persoalan ditingkat Kementerian saja tapi ini membutuhkan visi leader bangsa," pungkas Telisa. (ade)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...