Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BAHAN TAMBANG: Larangan ekspor bijih tekan volume penjualan

Recommended Posts

JAKARTA: Jatuhnya ekspor nikel dan tembaga selama Juni 2012 dibandingkan dengan Mei menunjukkan dampak signifikan akibat dari kebijakan pengetatan ekspor bijih mineral (raw material atau ore).

 

Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Syahrir AB mengatakan penyebab jatuhnya ekspor mineral tersebut juga disebabkan oleh permintaan pasar yang menurun.

 

“Penyebabnya ada dua faktor, satu eksternal karena perekonomian dunia saat ini yang sedang memburuk sehingga permintaan menurun dan membuat harga turun. Kedua, faktor internal sejak diberlakukannya pengetatan ekspor dan pemberlakuan bea keluar 20%,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, hari ini.

 

Seperti dilansir Bloomberg, Kementerian Perdagangan mencatat ekspor nikel jatuh 80% dari 2,85 juta ton pada Mei menjadi 572.106 ton pada Juni. Sementara itu, ekspor tembaga tercatat jatuh lebih parah, yakni 89% dari 193.941,34 ton pada Mei menjadi 20.000 ton pada Juni. Menurut Syahrir, jatuhnya ekspor mineral kali ini termasuk kategori ekstrim.

 

“Ini jatuhnya di kisaran 80%, ini ekstrim akibat dari kolaborasi masalah internal dan eksternal,” ujarnya.

 

Syahrir memperkirakan tren penurunan ekspor mineral ini masih akan berlanjut hingga akhir tahun, bahkan akan memburuk mulai bulan Juli. Pasalnya, pasca diterbitkannya aturan Permen ESDM 7/2012 yang disempurnakan dengan Permen ESDM 11/2012, para eksportir memerlukan waktu agar bisa mendapatkan rekomendasi Menteri c.q. Dirjen Minerba sebagai syarat ekspor.

 

Seperti diketahui, rekomendasi itu akan diberikan setelah perusahaan memenuhi empat syarat. Pertama, status Izin Usaha Pertambangan (IUP)-nya sudah clean and clear. Kedua, telah melunasi kewajiban pembayaran keuangan kepada negara. Ketiga, telah menyampaikan rencana kerja dan/atau kerja sama dalam pengolahan dan/atau pemurnian mineral di dalam negeri. Keempat, menandatangani pakta integritas.

 

“Ini berlanjut/tidaknya bergantung pada pemulihan ekonomi dunia dan kecepatan si perusahaan memperoleh status IUP yang clean and clear, serta mendapat status Eksportir Terdaftar dari Kemendag,” jelas Syahrir.

 

Masih berdasarkan data Bloomberg, ekspor batu bara turun lebih sedikit, yakni sebesar 13% dari 30,16 juta ton pada Mei menjadi 26,2 juta ton pada Juni 2012. Menurut Syahrir, hal ini disebabkan sentimen terkait wacana bea keluar yang kabarnya akan diberlakukan pada batu bara.

 

“Ekspor batu bara jatuhnya tidak seekstrim mineral karena batu bara belum dikenakan bea keluar. Tapi sejak saat ini saja buyer itu sudah merasakan sentimennya,” ujarnya.  (arh)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...