Why Does a Structured and Logic-Focused Layout Enhance Clarity?

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

Bagi para warga Jakarta, nampaknya ada sedikit kejutan yang ditampilkan oleh pemilihan Gubernur Jakarta 2012 yang dilaksanakan 11 Juli lalu. Calon Gubernur nomor tiga, Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi, serta calon wakilnya, Basuki Purnama atau Ahok, berhasil memenangi pemilihan putaran pertama dalam pertandingan ini.Jokowi dan Ahok berhasil mengalahkan calon calon unggulan dari kubu yang lain. Seperti Faisal Basri, Alex Noerdin, Hidayat Nur Wahid, Hendardji Supandji, dan Fauzi Bowo. Mungkin banyak yang bertanya-tanya, mengapa mereka yang notabene bukan berasal dari Jakarta berhasil memenangkan pemilihan putaran pertama dengan mayoritas suara yang cukup dominan. Menurut saya, alasannya sangat sederhana.

 

Mereka menang bukan karena wajah yang menawan, harta yang berlimpah, mobil yang bagus, dan aspek lainnya, melainkan karena mereka mampu membangun reputasi mereka dengan menepati janji yang mereka buat ketika mereka menjadi pemimpin di daerah asal mereka. Jokowi dan Basuki, memang dikenal sebagai pemimpin yang bijak dan keras dalam mengambil sebuah keputusan, terutama yang berhubungan dengan kesejahteraan dan kemakmuran warga.

 

Dalam dunia brand management, brand promise menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan sebuah brand. Karena, promise yang dibuat dan dikomunikasikan merupakan salah satu faktor bagi customer ataupun potential customer untuk membeli dan mengonsumsi produk atau servis dari brand tersebut.

 

Promise atau janji yang dibuat merupakan rangkuman dari seluruh atribut positif yang dimiliki oleh brand tersebut yang dapat membedakan brand tersebut dengan pesaingnya, dan menjadi alasan mengapa harus memilih brand tersebut.

 

Biasanya, sebuah brand promise dikomunikasikan melalui tagline, jingle, advertising, copywriting, dan lainnya. Jika kita mempelajari kisah sukses dari para brand besar, salah satu faktor yang menentukan kesuksesan mereka adalah promise yang mereka buat, dan juga upaya yang mereka lakukan untuk menepati promise tersebut. Salah satu contohnya adalah Avis, perusahaan rental mobil yang berasal dari Amerika Serikat.

 

Avis mempunyai moto perusahaan yang cukup unik, yaitu "we try harder". Moto tersebut yang selalu diyakini dan diimplementasikan oleh setiap karyawan Avis untuk selalu memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dibandingkan pesaingnya. Avis juga melakukan beberapa terobosan yang sangat inovatif untuk sebuah perusahaan rental mobil.

 

Mereka adalah perusahaan yang pertama kali menawarkan peminjaman mobil melalui Facebook pada 2010. Selain itu, Avis juga mempunyai Avis Mobi Site dan aplikasi smartphone yang memudahkan pelanggan Avis untuk menyewa mobil melalui smartphone mereka. Terobosan lainnya yang dilakukan oleh Avis adalah Avis Talk to Us. Semua itu dilakukan Avis untuk menunjukkan bahwa mereka berusaha lebih keras demi kepuasan customer mereka.

 

Meskipun kedengarannya sederhana, mewujudkan sebuah promise bukanlah hal yang mudah. Contohnya seperti kasus yang dialami oleh Domino Pizza di Amerika Serikat. Pada waktu itu, Domino Pizza menjanjikan setiap piza yang dipesan akan datang dalam waktu 30 menit atau piza tersebut gratis. Janji tersebut memang menarik namun tidak didukung oleh infrastruktur yang memadai.

 

Pada waktu itu, banyak sekali kasus kecelakaan yang disebabkan oleh pengantar Domino Pizza yang terburu- buru untuk mengantarkan pizza. Akibatnya, Domino Pizza harus membayar biaya ganti rugi kepada korban kecelakaan yang mengakibatkan mereka mengalami kerugian besar secara finansial dan image yang buruk di mata publik. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati ketika membuat sebuah promise kepada pelanggan kita.

 

Sebuah brand promise dapat menjadi pedang bermata dua bagi kita. Oleh karena itu, brand promise harus dibuat secara realistis sesuai dengan kemampuan dan kapabilitas yang dimiliki.

DANIEL SURYA Chairman & President South East Asia & RYAN DWANA PF

Brand Consultant DM IDHOLLAND (Koran SI/Koran SI/ade)

 

 

 

Sumber