Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PENERIMAAN MIGAS Tak akan Penuhi Target Rp 189,6 triliun

Recommended Posts

JAKARTA: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan bahwa target penerimaan negara dari Sumber Daya Alam Minyak dan Gas (Migas) sebesar Rp 189,6 triliun tidak akan tercapai.

 

Rudi Rubiandini, Wakil menteri ESDM mengatakan bahwa perkiraan penerimaan negara dari sektor migas tidak akan tercapai dengan catatan harga minyak mentah dunia (ICP) berada di bawah US$ 100 per barel sampai akhir tahun ini. Dengan kata lain, jika lebih rendah dari asumsi ICP APBN-P 2012 yang sebesar US$ 105 per barel. 

 

“Kalau sampai akhir tahun ICP masih seperti sekarang ini, kelihatannya PNBP tidak akan tercapai,” katanya Selasa (24/7/2012).

 

Menurutnya, lifting minyak saat ini pun belum sesuai dengan yang ditargetkan dalam APBNP 2012 yakni sebesar 930.000 bph. Salah satu yang membuat lifting minyak tidak bisa menembus angka 930.000 bph lantaran banyak reservoar yang ada sudah tidak dapat memenuhi target.

 

Misalnya saja, Total E&P Indonesie. Rudi mengatakan bahwa produksi minyak milik Total E&P Indonesie tahun ini sudah turun sekitar 30.000 bph dari sekitar produksi 93.000 bph menjadi sekitar 65.000 bph. “Sedangkan produksi gas-nya turun di atas 300 MMscfd,”jelasnya kemudian. 

 

Seperti diberitakan Bisnis Mei lalu, produksi gas Total E&P Indonesie mulai menurun sekitar 220 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) terutama karena ada masalah subsurface di Sisi Nubi. Turunnya produksi gas lebih karena kondisi lapangan di Blok Mahakam yang saat ini relatif sudah tua. Saat ini Total sudah memproduksikan lebih dari 70% cadangan Mahakam. Berdasarkan rencana produksi gas berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran semula sebesar 2.020 MMscfd. Namun pada Mei lalu produksinya baru 1800 MMscfd.

 

Sebenarnya, lanjut Rudi, realisasi produksi minyak saat ini sama dengan yang diperkirakan oleh para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yakni sekitar 890.000 bph. Namun, karena pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengupayakan target maksimum yakni 10 % di atas target yang ditetapkan oleh KKKKS, maka di APBNP 2012 target lifting minyak menjadi 930.000 bph.

 

“Kalau minus 10 % maka lifting kita 810.000 bph, sedangkan kalau plus 10 % maka lifting kita sebesar 930.000 bph, ya antara 810.000 bph-930.000 bph,” jelasnya.  

 

Tahun ini diperkirakan peningkatan produksi minyak belum bisa terlihat. Hal ini lantaran belum ada lapangan baru yang memproduksi. Adapun Blok Cepu diperkirakan baru bisa menghasilkan produksi sekitar tahun 2014. 

 

Proyek Blok Cepu diperkirakan produksinya sangat besar, yakni sekitar 165.000 barel per hari mulai 2014. Blok Cepu merupakan andalan pemerintah untuk mengejar produksi minyak 1 juta barel per hari. Saat ini produksi Blok Cepu sekitar 22.000 bph, ditargetkan menjadi menjadi 25.000 bph pada akhir tahun ini.

 

“Namun Cepu kan masih lama, ada memang September ini bertambah, namun bukan 5.000 bph, melainkan 2.000 bph,” ucap Rudi.

 

Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) R Priyono mengatakan bahwa untuk kuartal I penerimaan negara dari sektor migas sudah mencapai 108%. “Untuk kuartal II rasa-rasanya jg masih masuk karena liftingnya kita lepas waktu di akhir tahun lalu ada stok,” ujarnya beberapa waktu lalu.

 

Meski harga minyak mentah saat ini rendah, Priyono yakin masih memenuhi target penerimaan. “Rasa-rasanya dengan harga minyak saat ini, kan lg rendah, tapi rasanya masih masuk ke APBN deh,”tambahnya kemudian.

 

Status produksi minyak dan gas per 22 Juli 2012, Menurut Kepala Divisi Humas BP Migas Rinto Pudyantoro disebutkan bahwa produksi minyak sekitar 880.000 bph dan gas sekitar 1,52 juta boepd. (sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...