Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Harga Selangit, Bahan Pasokan Tahu Tempe Tersendat

Recommended Posts

jjq7B1PtpR.jpgPengusaha Tempe. (Foto: okezone)

 

 

 

SEMARANG - Harga kedelai yang melejit membuat pedagang tahu dan tempe di Semarang menjerit. Berhentinya produksi yang mereka lakukan bukan karena demo atau aksi mogok, seperti yang dilakukan teman-teman mereka sesama pengusaha tempe atau tahu di daerah lain. Tetapi karena memang bahan untuk membuat kedua makanan itu tidak ada lagi.Harganya selangit. Ini seperti yang dirasakan oleh Warsito pengusaha tempe dan tahu di Jl Tandang Raya, Jomblang, Candisari, Semarang. Harga terendah yang ia ingat adalah Rp5.500 per kilogram (kg) pada Mei dan sekarang mencapai Rp8.000 per Kg. Menurut Warsito, kenaikan harga kedelai, bahan utama pembuatan tahu dan tempe itu sangatlah tidak wajar.

 

"Biasanya kenaikan harga kedelai terjadi sekali dalam sebulan, namun kali ini terjadi dua kali dalam sehari saja. Hal ini yang membuat kami kalang kabut saat harus mengolah bahan itu menjadi tempe atau tahu," keluh Warsito, di Semarang, Selasa (24/7/2012).

 

Kenaikan yang tidak wajar itu, sudah pasti menyebabkan banyak kerugian, dari mereka para pengusaha, dulunya ada sekitar 10 pengusaha tahu , namun kini ada dua yang harus menghentikan usaha mereka untuk sementara waktu, sambil menunggu harga kembali normal. Sedangkan dari 38 pengusaha tempe ada lima yang menghentikan sementara usaha mereka itu.

 

Adapun untuk menghentikan sementara usaha mereka ini, biasanya terjadi bagi mereka pengusaha pengolahan tahu dan tempe yang menggunakan kedelai di bawah 50 kg.

 

"Pertemuan untuk menaikkan harga tahu atau tempe dari Rp120 ribu per tong menjadi Rp135 ribu per tong, itu tiga hari yang lalu dengan asumsi harga Rp7.500, kalau sekarang (Rp8.000) ya sudah rugi lagi," jelas Warsino yang juga menerangkan bahwa satu tong itu sama dengan 13 kilogram.

 

Ia berharap, pemerintah segera bertindak. Selidiki apa penyebabnya, kalau perlu memberi subsidi kepada para pengrajin. Jika pemerintah tidak bertindak bisa jadi ada yang akan mogok hingga berdemo ke instansi terkait.

 

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Pemerintah Provinsi Jateng Ihwan Sudrajat mengatakan, kedelai adalah komoditi impor, sehingga bila terjadi sesuatu di luar sana maka akan sangat mempengaruhi.

 

"Pemerintah biasanya memberikan subsidi sebesar Rp3.000 per kg, tapi sekarang berapa saya tidak tahu. Sayangnya kedelai lokasl tidak mampu memenuhi permintaan pasar. Saya hanya mengingatkan, janganlah berdemo dengan mogok produksi, nanti yang rugi kan pedagang sendiri," jelas Ihwan. (ade)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...