IHSG Lesu ke 8.609 Buntut 473 Saham Anjlok

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: BPK meminta Kementerian Kesehatan segera memutuskan keberlanjutan proyek pembuatan vaksin flu burung untuk menghindari potensi kerugian negara yang mencapai Rp343 miliar.

 

Anggota VI BPK Rizal Djalil mengatakan potensi kerugian tersebut berasal dari kemungkinan rusaknya alat pembuat vaksin flu burung yang masih belum dipasang karena proyek yang terbengkalai.

 

“Alat yang sudah ada agar cepat dipasang, kalau tidak bisa rusak. Pemerintah harus menekan sekecil mungkin potensi kerugian negara pada proyek flu burung,” katanya dalam konferensi pers di kantor BPK, Senin (23/7).

 

Sebelumnya, BPK menyatakan proyek sarana dan prasaran pembuatan vaksin flu burung yang bernilai Rp1,3 triliun akibat 3 masalah utama.

 

Pertama, peralatan dan gedung fasilitas produksi vaksin PT Biofarma Tbk (Persero) dan sarana pembiakan unggas belum berfungsi. Kedua, sebagian besar peralatan untuk fasilitas Biofarma masih belum dipasang.

 

Masalah terakhir adalah sebagian besar peralatan riset di Universitas Airlangga tidak bisa digunakan untuk menunjang kegiatan riset vaksin flu burung.

 

BPK memperkirakan potensi kerugian negara atas proyek yang dianggarkan secara multiyear untuk periode 2008—2010 tersebut mencapai RP693 miliar.

 

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menyatakan kajian Kementerian Kesehatan mengenai proyek sarana dan prasarana pembuatan vaksin flu burung akan selesai pada akhir Julia tau 60 hari sejak penyampaian rekomendasi BPK kepada kementerian tersebut.

 

“Mereka akan merekomendasikan apa pembangunan sebaiknya dilanjutkan atau tidak, sudah mulai bekerja sejak diberikan rekomendasi oleh BPK,” katanya, Senin (23/7).

 

Menkes menegaskan saat ini 82% dari gedung fasilitas produksi vaksin di Biofarma sudah bisa berproduksi.

 

Proyek pembuatan vaksin flu burung, jelas Nafsiah, masih perlu dilanjutkan untuk mengantisipasi potensi wabah flu burung di Indonesia pada masa yang akan datang.

 

 

 

Sumber