HIRE A BEST HACKER CRYPTOCURRENCY / BANK EXPERT/ MARK WIZARD HACKERS

[Parno Pemilik Lapak 0]

SURABAYA: Perbedaan awal Ramadhan yang sering terjadi tidak perlu dikhawatirkan karena sudah terjadi sejak zaman Sahabat Nabi.

 

 

 

“Sahabat Nabi, Muawiyah pernah berbeda awal Ramadhan dengan Ibnu Abbas, lalu Ibnu Abbas menyatakan hal itu [perbedaan] sesuai dengan nabi, karena itu NU tidak mempersoalkan adanya perbedaan tersebut,” kata  Rais Syuriah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar.

 

 

 

Dia menilai perbedaan itu memang baik untuk disatukan demi persatuan Islam, tetapi hal itu sama dengan melawan takdir dan menyimpulkan ajaran Islam tidak cerdas, sebab perbedaan itu sebuah keniscayaan dari duniawi.

 

 

 

“Bisa saja disamakan, tetapi pasti akan tetap ada yang tidak sama karena mungkin informasinya tidak sampai atau informasi itu sampai tetapi memang ada perbedaan waktu antara dunia belahan barat dan timur,” tuturnya.

 

 

 

Karena itu, cara terbaik menyikapi perbedaan adalah saling menghormati dan tidak memaksakan kehendak. “Perbedaan yang dipaksa sama itu justru memaksakan kehendak dari melawan takdir dari dunia.”

 

 

 

Menyinggung aksi sweeping yang sering marak saat Ramadhan terhadap lokasi keramaian, dia menegaskan hal itu merupakan hak aparat keamanan, dalam hal ini aparat kepolisian.

 

 

 

“Itu hak polisi, nggak bagus kalau umat Islam merebut yang bukan hak. Hak kita sebatas membantu, mengusulkan atau mengawasi polisi,” ujarnya.

 

 

 

Pengasuh Pesantren Miftachussunnah, Kedungtarukan, Surabaya itu menilai sweeping saat Ramadhan justru mengesankan umat Islam mencampuri urusan aparat penegak hukum.

 

 

 

"NU tidak menyalahkan, tapi kita mendudukkan sesuatu sesuai porsi. Semangatnya bagus, tapi sweeping itu sangat mungkin diprovokasi orang lain untuk menyudutkan citra Islam sendiri,” ujarnya. (antara/yus)

 

 

 

Sumber