Outbound sebagai Media Penguatan Mental Kerja ( HUB: 0822-1122-1909 )

[Parno Pemilik Lapak 0]

Akhirnya, melalui kesepakatan sejumlah organisasi Islam dan lembaga yang terkait, Kementerian Agama menetapkan awal Puasa Ramadhan pada 21 Juli 2012.

 

Samari, yang sehari-harinya jadi pedagang sayur di kawasan Depok bergumam kalau bulan ini bisa jadi Ramadhan Politik. Yang lain nyeletuk, kalau Ramadhan tahun ini merupakan berkah bagi sejumlah anak jalanan dan kaum miskin ibu kota? Kenapa?

 

Saya fikir ada benarnya juga, karena ibu kota sebentar lagi menggelar putaran kedua pemilihan kepala daerah atauy pemilihan gubernur yang baru. Di masa kampanye atau tidak, dapat dipastikan calon gibernur yang akan bertarung tentunya akan berebut simpati warga, terutama golongan menengah ke bawah seperti kaum miskin ibu kota, anak jalanan, pedagang kecil, dan tunawsima.

 

Joko Widodo atau dikenal dengan Jokowi, bersama pasangannya Basuki Tjahaja Purnama dan Fauzi Bowo atau Foke bersama Nachrowi Ramli diprediksi akan makin rajin safari ramadhan, buka bersama, tarawih keliling, dan lainnya.

 

lalu apa bedanya dengan politik Ramadhan? Nah, ini bisa dikaitkan dengan penentuan tanggal 1 Ramadhan yang berlarut-larut, tarik ulur, dan saling mengungkapkan argumentasinya. Ujung-ujungnya, rakyat dibua bingung.

 

"Sudah, ikut pemerintah saja, toh kalau salah pemerintah yang dosa," ujar Rustam, seorsang pekerja swasta di Jakarta. Rustam juga mengungkapkan kalau berbeda waktu puasa tak mengapa, dan yang salah adalah yang tidak puasa.

 

Politik Ramadhan ini bila disederhanakan hanya melibatkan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Kedua organisasi ini bukan lah aliran, tapi ketaatan para anggotanya cukup kuat, terutama pada ketua dan ulama-ulamanya.

 

Samari bilang, di Arab dan negara lain tak ada NU dan Muhammadiyah, jadi jangan berpatokan pada keduanya, katanya sambil mulai menjalankan motor butunya yang berisi keranjang sayuran itu.(api)

 

 

 

 

 

 

Sumber