Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

MAREK BELKA: Pinjaman ke IMF Bukan Investasi Buruk

Recommended Posts

NUSA DUA: Polandia dan Indonesia, dua negara di beda benua, ternyata memiliki kemiripan struktur perekonomian. Kuatnya ekonomi domestik menjadi modal bagi kedua negara untuk bisa bertahan dari imbas krisis Eropa.

 

Di sela-sela Pertemuan Pejabat Tinggi Kerjasama Selatan-Selatan pekan lalu, Presiden Bank Nasional Polandia Marek Belka berkesempatan berbagi cerita kepada wartawan mengenai banyak hal menyangkut perekonomian Polandia dan Indonesia. Berikut petikannya:

 

Bagaimana pendapat Anda tentang krisis di kawasan Eropa dan dampaknya terhadap Polandia?

 

Yang terjadi saat ini adalah krisis Eropa bukan krisis terhadap mata uang euro karena mata uangnya cukup kuat dan stabil. Ini merupakan krisis terhadap struktur institusi dari zona euro.

 

Jika kalian memiliki satu mata uang, anggota dari mata uang tersebut harus memiliki syarat tertentu dari struktur ekonominya.

 

Ekonominya harus bergerak ke arah yang sama. Mereka tidak boleh berbeda dengan yang lain dan ini yang terjadi di Eropa.

 

Beberapa negara berbeda dalam hal kebijakan fiskal, dalam hal daya saing internasional. Jadi sulit untuk menerapkan mata uang yang sama dalam situasi seperti ini. Ini merupakan inti dari krisis Eropa.

 

Krisis tersebut berdampak besar bagi Polandia, yang merupakan tetangga dari zona euro. Kami bukan anggota dari zona euro. Kami tidak punya euro. Kami menggunakan mata uang domestik Polandia.

 

Tapi kami merupakan anggota Uni Eropa. Dampak dari situasi di zona euro terhadap Polandia substansial karena kami banyak berdagang dengan mereka.

 

Perdagangan di antara negara Uni Eropa sangat intensif.

 

 

Berapa nilai perdagangan Polandia?

 

Ekonomi [produk domestik bruto] Polandia sekitar US$550 miliar. Kalau dihitung menggunakan PPP [purchasing power parity] mendekati US$900 miliar.

 

Saya tidak tahu perbandingannya dengan Indonesia tetapi dalam hal PPP lebih besar kami karena tingkat harga di sini [indonesia] sedikit lebih rendah.

 

Ukuran ekspor Polandia sekitar US$190 miliar. Sebesar 80% menuju negara-negara Uni Eropa, 60% menuju negara-negara zona euro.

 

Jadi jika terjadi sesuatu yang salah di sana, kami menderita. Di sisi lain, kami mengandalkan arus modal masuk dari negara-negara Uni Eropa, tidak terlalu besar, tetapi arus masuknya stabil.

 

Jika terjadi sesuatu yang salah di zona Euro, arus modal masuk itu bisa bergejolak. Dan juga 70% dari sektor perbankan Polandia dimiliki oleh grup finansial Eropa.

 

Jadi jika mereka bermasalah, kami juga dalam masalah. Bank kami juga bermasalah walaupun tidak otomatis karena perbankan Polandia independent subsidiaries.

 

Mereka bekerja dalam hukum Polandia, kami mengawasi dan meregulasi mereka. Tetapi kepemilikan asing dalam situasi tersebut dapat membuat ketidakstabilan.

 

Namun kekhawatiran terbesar kami dari krisis zona euro terjadi jika mata uang yang sama bisa saja melemah atau runtuh, kami akan kesulitan menjaga common market.

 

Common market merupakan keberhasilan terbesar dari integrasi Eropa. Kami akan kehilangan wilayah yang terdiri dari 28 negara anggota, termasuk Kroasia yang baru saja masuk, termasuk Swiss, Norwegia.

 

Kami memiliki wilayah yang memiliki komoditi, jasa, orang, dan modal yang bergerak bebas. Ini merupakan lingkungan yang fantastis.

 

 

Polandia memanfaatkan potensi yang sangat besar ini dari common market.

 

Jika euro bermasalah kami dalam masalah. Jika euro runtuh, tidak akan terjadi walaupun bukan berarti tidak mungkin, common market berada dalam bahaya dan menjadi masalah bagi Polandia.

 

Penanganan krisis Eropa menuntut penambahan modal Dana Moneter Internasional (IMF) di atas US$400 miliar. Bagaimana pendapat Anda tentang itu?

 

Saya pikir itu bukanlah isu utama dari krisis Eropa. Ini lebih pada upaya membangun kembali [keuangan] negara-negara kawasan Eropa yang menggunakan mata uang euro.

 

Yang Anda katakan US$400 miliar itu sejatinya untuk dinding pertahanan yang dibutuhkan IMF. Itu tidak hanya terbatas untuk kawasan Eropa saja, tetapi juga untuk negara lain.

 

Saat ini, kondisi perekonomian global sangat sulit. Untuk itu kita butuh dinding pertahanan yang lebih besar.

 

Karenanya IMF membutuhkan dana tambahan yang sewaktu-waktu bisa digunakan jika dibutuhkan.

 

Perlu kalian tahu, bahwa dana yang saat ini sangat dibutuhkan untuk menolong kawasan Eropa akan datang dari kalian dan negara-negara lain, kawasan lain.

 

Ini hanya tambahan modal, sementara biaya krisisnya sebagian besar ditanggung oleh Eropa.

 

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memberikan pinjaman US$1 miliar kepada IMF. Bagaimana menurut Anda mengingat Indonesia masih berstatus negara berkembang?

 

Perlu kalian tahu bahwa Polandia saja yang lebih kecil dari Indonesia berkomitmen sama hampir US$9 miliar.

 

Kami memutuskan untuk meminjamkan hampir US$9 miliar karena kami pikir menaikkan dinding pertahanan IMF tidak hanya bagus untuk negara-negara kawasan Eropa, tetapi juga bagus untuk perekonomian global.

 

Saya pikir kita bersama di dalam satu wadah sehingga Indonesia juga terpanggil untuk ikut mengatasi krisis Eropa.

 

Saya pikir itu bukanlah investasi yang buruk. Meminjamkan uang kepada IMF itu tidak cukup banyak menyelamatkan. Dan kalian tidak akan kehilangan uang itu.

 

Bagaimana struktur ekonomi Polandia? Apakah mirip dengan Indonesia?

 

Anda benar. Dalam lingkup Eropa, kita memiliki kemiripan ekonomi. Ekspor hanya 40% dari PDB Polandia, bisa kurang atau bisa lebih tergantung dari nilai tukarnya.

 

Tetapi katakanlah tetangga kami, Republik Cekoslovakia, mereka dua kali dari kami yakni 80%.

 

Kebanyakan negara-negara Eropa, terutama negara-negara yang lebih kecil, volume ekspornya lebih besar daripada volume PDB. Jadi negara-negara Eropa merupakan juaranya perdagangan.

 

Polandia lebih kecil. Polandia punya lebih besar tenaga kerja internal dengan konsumsi internal yang meledak dibandingkan dengan negara Eropa lainnya.

 

Jadi kami mengandalkan ekspor tapi tidak sebesar tetangga kami. Ini mirip dengan Indonesia yang juga memiliki basis industri yang luas.

 

Kami merupakan produsen besar, walaupun sulit mengatakan apa yang terbesar, semuanya. Kami memproduksi apa saja.

 

Kami terkadang dikomplain karena produksi kami tidak memiliki teknologi dibandingkan dengan Jerman atau Belanda, tapi kesenjangannya mulai berkurang.

 

Negara kami tidak hanya bertambah makmur tapi juga bertambah modern.

 

Bagaimana Anda melihat ekonomi Indonesia?

 

Indonesia merupakan ekonomi yang pertumbuhannya sangat cepat, salah satu ekonomi terbesar di dunia, demografis yang fantastis, dan kekayaan alam yang penting saat ini.

 

Indonesia memiliki perspektif yang brilian dan prospek untuk masa depan. Indonesia terletak dalam lokasi yang menarik di dunia saat ini.

 

Pusat dari ekonomi global secara bertahap bergerak dari AS dan Eropa menuju Asia dan kalian berada di sini dengan China, Jepang, Australia, dan India.

 

Ini tempat untuk berkembang dan saya senang mengatakan Indonesia menggunakan kesempatan ini untuk berkembang.

 

Perairan Nusantara kalian sangat terkenal di Polandia. Banyak orang Polandia datang ke wilayah lain di Indonesia, tidak hanya ke Bali, karena Bali hanya untuk berjemur.

 

Indonesia tidak hanya untuk berjemur, tetapi untuk menemukan alam dan budaya, orang-orangnya.

 

Saya senang berada di sini, saya senang melihat kesuksesan ekonomi dan stabilitas politik. Anda harus bangga dengan ini.

 

Polandia memiliki Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Indonesia akan memilikinya. Bagaimana Anda melihat pentingnya memiliki OJK?

 

Ini sangat penting. Perdebatannya apakah OJK harus berdiri terpisah atau berada dalam atap yang sama dengan bank sentral.

 

Ada beberapa OJK yang berada dalam bagian bank sentral. Ini masalah yang harus didiskusikan tetapi setiap negara membutuhkan OJK.

 

Sektor perbankan dan keuangan sangat penting dan memproduksi banyak eksternalitas untuk diatur.

 

Jadi ini merupakan keputusan yang baik, kalian harus mengembangkannya. Jika kalian belum memiliki OJK, kalian harus memilikinya karena ini merupakan tanda ekonomi yang mapan.  (ra)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...