Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Aliva Abdullah : Ingin Tetap Eksis di Properti

Recommended Posts

Bisnis properti bukan merupakan bisnis yang asing bagi Aliva Abdullah, CEO Individwa Property ini. Passion-nya yang tinggi di bidang ini yang kemudian membuatnya semangat untuk tetap eksis di bisnis yang menjanjikan tersebut. Kepada Bisnis, Aliva mengungkapkan harapannya dan naluri bisnisnya terutama dalam menggarap dua pasar properti di Jakarta dan Bali. Berikut wawancaranya:

 

Bagaimana Anda memulai bisnis properti?

 

 

Kenal dunia properti sejak kecil karena dahulu ayah saya adalah kontraktor, tetapi bisnis properti baru mulai ketika membeli dan merenovasi sebuah rumah tua bersama suami. Ada orang suka dengan konsep rumah saya dan berani membeli dengan harga tinggi.

 

 

Dana hasil penjualan saya belikan dua rumah tua lagi, baru dibongkar, ada yang melihat konsepnya sudah laku lagi. Akhirnya berkelanjutan hingga sekarang menjadi pengembang perumahan, kondotel dan vila, hotel, hingga apartemen.

 

 

Pernahkah mengalami kondisi pasang surut, di perusahaan yang Anda pimpin?

 

 

Setiap bisnis pasti ada pasang surutnya, persaingan ketat, harus berpisah dari partner kerja. Membangun bisnis ini bagi saya tidak mudah, khususnya mencari kecocokan dengan partner yang mampu saling memahami.

 

 

Persaingan juga ketat, munculnya banyak pengembang baru yang berani menjanjikan return investasi di angka kurang realistis pasti berpengaruh pelanggan, mencari jackpot.

 

 

Mereka menawarkan pengembalian investasi hingga 10% dalam 10 tahun, padahal semua perhitungan menunjukkan 8%. Pelanggan tentu terpengaruh, padahal dalam waktu 10 tahun ke depan belum tentu mereka masih ada.

 

 

Hal ini sedikit banyak berpengaruh pada pengembang kelas menengah seperti Individwa Group. Pada akhirnya kualitas dan pembuktian waktu yang menjawab.

 

 

Saya mengambil strategi mempertahankan kepemilikan 30% pada setiap bangunan yang pernah kami kembangkan, tidak semuanya dijual. Tujuannya sederhana, ini adalah agar kami mengetahui bagaimana kondisi pasar dan ikut merasakan menjadi konsumen.

 

 

Apalagi bangunan yang kami kembangkan. Semuanya menyasar pangsa kelas menengah atas dan uniknya setiap desain membuat pasar tersebut juga menjadi sangat tersegmentasi.

 

 

Bagaimana Anda memersepsikan dan memperlakukan pelanggan? Bagaimana Anda memersepsikan pesaing?

 

 

Saya mengambil segmen kelas atas karena lebih bisa berkreasi dengan bujet yang ada. Tentu saja, semua harus tetap efisien dan efektif agar bisa bersaing dengan harga pasar, tetapi memberikan kualitas premium bagi konsumen.

 

 

Konsumen harus memperoleh informasi yang benar, apalagi mayoritas membeli properti untuk investasi. Seperti Taum, hotel yang berkonsep kondotel di Seminyak Bali.

 

 

Saat ini tingkat kepemilikannya sudah mencapai 90% dan didominasi oleh orang Indonesia yang menginginkan properti atau apartemen di Bali yang dikelola secara profesional oleh Centara Hotels and Resorts, grup manajemen hotel asal Thailand.

 

 

Persaingan pasti ada, saya lebih fokus pada pelanggan. Bagaimana ide yang saya berikan juga bisa diterima dengan baik. Saat ini tidak sedikit pelanggan yang baru melihat gambar dan maket, kemudian berani untuk membeli. Salah satu contoh adalah proyek Wuku Resort di Pecatu Bali.

 

 

Saat ini, 57% proses pengerjaan selesai. Jumlah kondotel dan vila yang terjual pun sudah mencapai 80% lebih dibandingkan dengan target. Wuku Resort terdiri dari 158 unit kondotel dan 29 vila.

 

 

Situasi tersulit apakah yang pernah dihadapi perusahaan dan bagaimana Anda memecahkannya?

 

 

Situasi paling sulit adalah saat harus berpisah dengan partner kerja. Apalagi jika situasi ini juga membuat saya melepaskan proyek yang sedang dikembangkan. Bagi saya setiap proyek adalah my baby, jadi ketika harus melepas, rasanya berat, tetapi tetap harus ada pengorbanan untuk memperoleh hal yang lebih baik.

 

 

Ini karena bisnis ini selalu dimulai dari tanah, jadi kalau tidak sampai akhir, maka saya rasa berat.

 

 

Pernahkah Anda mengambil keputusan keliru yang kemudian Anda sesali?

 

 

Sejauh ini dalam bisnis untungnya belum pernah salah. Jangan sampai juga. Ini makanya saya cukup berhati-hati dan selalu melakukan riset sebelum mengambil keputusan. Seperti saat akan memutuskan membeli tanah, saya harus melihat sendiri tanah tersebut, tidak bisa diwakilkan.

 

 

Pernahkah Anda mengambil keputusan yang sangat sulit dan dilematis?

 

 

Ya, pada saat harus berpisah dengan partner lama saya.

 

 

Jika terjadi situasi krisis, langkah prioritas apa yang akan Anda lakukan agar perusahaan bisa bertahan?

 

 

Pastinya mempertahankan bisnis agar tetap dapat menjadi prioritas. Ada beberapa cara yang sudah saya pikirkan.

 

 

Apa rencana-rencana aksi korporasi yang akan direalisasikan dalam 1-2 tahun mendatang?

 

 

Tahun ini Dwainvestama menyelesaikan pembangunan Wuku Resort dan Jivva Resort di Lepang, Bali. Sementara itu, Individwa menyelesaikan Iare TownHouse dan dua proyek perumahan lainnya.

 

 

Kami juga sedang membangun sebuah apartemen untuk segmen pasar kelas menengah dengan harga terjangkau, yaitu mulai dari Rp400 juta per unit di suatu lokasi di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.

 

 

Tahun depan, akan ada empat proyek baru tahun depan, tiga hotel bintang empat berlokasi di Ubud, Bali dan Jakarta Selatan, serta satu gedung pertemuan untuk kegiatan meetings, incentives, conferencing and exhibitions (MICE) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dengan kapasitas ruang untuk 2.000 orang di lahan seluas 5.000 meter persegi.

 

 

Jika ada karyawan yang menentang kebijakan perusahaan, bagaimana Anda memperlakukannya?

 

 

Saya bekerja dengan sistem kekeluargaan, tetapi tetap profesional sehingga setiap masalah seharusnya bisa dicarikan solusi terbaiknya. Bidang ilmu yang saya pelajari saat kuliah dahulu banyak membantu untuk mengenali dan memahami karakter orang, tidak hanya karyawan, tetapi juga klien.

 

 

Siapakah orang di balik sukses Anda?

 

 

Pastinya dukungan banyak pihak, keluarga, khususnya pasangan dan anak-anak. Banyak partner yang pernah bekerja sama ataupun akan bekerja sama yang sangat membantu kelancaran bisnis sejauh ini. Mereka orang yang sangat profesional di bidangnya sehingga kami bisa bekerja dengan efektif dan efisien.

 

 

Bagaimana Anda menyeimbangkan antara urusan keluarga dan pekerjaan?

 

 

Pekerjaan berjalan bersama dengan keluarga. Semua diarahkan ke dekat rumah, sekolah anak, hingga lokasi tempat bertemu dengan klien. Semua diarahkan di sekitar Senopati sehingga saya masih bisa mengantar anak sekolah tanpa harus khawatir terlambat bertemu dengan klien.

 

 

Waktu luang biasanya juga saya habiskan untuk melihat tanah bersama keluarga. Anak-anak sejak kecil sudah terbiasa menemani saya melihat tanah yang akan dibeli. Tidak hanya sekali, saya biasa mengunjungi beberapa kali dalam kesempatan dan waktu yang berbeda untuk membandingkan suasana.

 

 

Bisa saja tanah tersebut terlihat bersih pada siang hari, tetapi menjadi tempat tongkrongan pada malam hari atau di dekat lokasi tersebut menjadi lokasi membakar sampah pada malam hari.

 

Saya juga menjadi lebih teliti dan mengetahui tanah mana yang bagus tetapi suratnya bermasalah, kurang bagus tetapi lengkap suratnya. Kunci terpenting adalah survei. Dari 20 lokasi tanah yang disurvei, paling hanya dua lokasi yang bisa jadi proyek.

 

 

Apa ambisi Anda selanjutnya?

 

 

Pastinya saya belum memiliki keinginan untuk keluar dari dunia properti. Masih banyak yang bisa saya garap. Membangun hotel menjadi salah satu ambisi dan usaha yang ingin saya wujudkan.

 

 

Sayajuga ingin mengembangkan hunian hijau dan memanfaatkan sebanyak mungkin material lokal. Bagi saya, material lokal memiliki kualitas yang tidak kalah dengan material dari luar dan kualitasnya bisa bersaing.

 

Material lokal lebih ramah lingkungan karena proses distribusinya lebih dekat dibandingkan dengan jika mengapalkan ubin dari luar negeri. Produk luar juga memerlukan pengiriman melalui moda transportasi kapal laut atau pesawat, belum termasuk truk, dan kurang ecofriendly.

 

Biodata

 

Nama                : Aliva Abdullah

 

Tempat/Tanggal lahir     : Jakarta, 3 Oktober 1974

 

Pendidikan        :

 

- S1 Psikologi Universitas Indonesia, lulus tahun 1997

 

- S2 Psikologi Universitas Indonesia, lulus tahun 2000

 

Karier                  :

 

-       1997 – sekarang CEO Langkahku, Child and Family Educare

 

-       2001 – sekarang CEO Dwainvestama

 

-       2009 – sekarang CEO Individwa Property, Individwa Group

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...