Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Bisnis -> Pertumbuhan Merata, Laba BII Naik 13%

Recommended Posts

JAKARTA - Pada semester pertama 2011, Bank Internasional Indonesia (BII) membukukan kenaikan laba bersih bank 13 persen menjadi Rp367 miliar. Sementara, laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya adalah Rp326 miliar.

 

Acting President Director BII Rahardja Alimhazah menyatakan, kenaikan laba dikarenakan pertumbuhan yang merata di seluruh segmen usaha.

 

"Meski demikian, BII tetap memiliki banyak hal yang harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang lebih besar dan meningkatkan pangsa pasar," kata Rahardja, dikutip dari keterangan tertulisnya kepada okezone, Senin (22/8/2011).

 

Raharjda mengimbuhkan, pertumbuhan merata pada semua segmen ditandai dengan peningkatan kredit konsolidasi hingga 26 persen year on year (YoY). Tahun ini total kredit konsolidasi menjadi Rp59,5 triliun, dari sebelumnya Rp47,3 triliun. Secara rinci, pertumbuhan terlihat di kredit konsumer (28 persen), kredit korporasi (26 persen), serta kredit UKM dan komersial (24 persen).

 

Sementara, kontribusi kredit konsumer terhadap pendapatan 39 persen, kredit korporasi 24 persen, serta kredit UKM dan komersial 36 persen. "Pertumbuhan merata pada semua segmen ini juga berpengaruh terhadap peningkatan total aset 25 persen, dari Rp84,4 triliun menjadi Rp67,7 triliun per Juni 2011," imbuhnya.

 

Selain itu, jumlah simpanan nasabah mencapai Rp65,9 triliun, meningkat 26 persen dari sebelumnya Rp52,2 triliun. Giro juga tumbuh 33 persen, pada Juni 2010 lalu sebesar Rp9,1 triliun, menjadi Rp12 triliun per Juni 2011.

 

Total tabungan naik 18 persen, dari sebelumnya Rp12,4 triliun menjadi Rp14,6 triliun. Kenaikan 27 persen juga terekam pada pos deposito, dari Rp30,8 triliun menjadi Rp39,2 triliun.

 

"Perbaikan kualitas aset ditandai juga oleh kestabilan loan to deposit ratio pada kisaran 90 persen. Indikator lainnya, non performing loans (NPL bruto) yang turun menjadi 2,45 persen dari 2,88 persen, serta NPL bersih membaik menjadi 1,22 persen dari 1,87 persen," ujar Rahardja.

 

Pada pos fee based income, ada peningkatan 13 persen menjadi Rp1.207 miliar. Sementara, periode yang sama tahun sebelumnya pos ini membukukan transaksi Rp1.065 miliar. Kontribusi total fee based income adalah 38 persen dari total pendapatan bank.

 

"Peningkatan ini terutama berasal dari peningkatan fee dari corporate deals, transaksi treasury, kartu kredit, trade finance, remittances, dan fee jasa perbankan lainnya," imbuhnya.

 

Kenaikan lainnya terjadi pada pos biaya overhead yakni 31 persen, dari Rp1.646 miliar menjadi Rp2.156 miliar. Menurut Rahardja, ini merupakan cerminan ekspansi jaringan bank, investasi sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur teknologi informasi (TI) selama semester pertama.

 

Sementara, total penyisihan kerugian penurunan nilai atas kredit pada Juni 2011 meningkat 19 persen dari Rp473 miliar menjadi Rp561 miliar. Hal tersebut tercapai karena adanya biaya provisi yang lebih tinggi pada portofolio WOM terutama terkait pembiayaan sepeda motor bekas yang saat ini dibatasi.

 

Selain itu, pendapatan bunga bersih (NII) bank meningkat 25 persen dari Rp1.554 miliar menjadi Rp1.945 miliar; dan net interest margin (NIM) bertahan pada 5,43 persen, sementara tahun lalu 5,63 persen.

 

Rahardja mengklaim, pertumbuhan ini juga ditandai dengan kekuatan BII dalam Rasio kecukupan modal (CAR) yang mencapai 13,1 persen, jauh di atas ketentuan minimum Bank Indonesia (BI) yang hanya delapan persen.

 

"Cadangan modal ini dikuatkan dengan Rp1,5 triliun dana yang dihimpun dari penerbitan obligasi subordinasi sebagai tier 2 (modal pelengkap). Total tier 1 (modal inti) dan tier 2 per 30 Juni 2011 adalah Rp9,2 triliun," katanya.

(ade)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...