Menaker: Gubernur Wajib Tetapkan UMP 2026 Maksimal 24 Desember

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA--Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) memprediksikan harga karet bergerak pada kisaran US$2,6-US$2,9 per kg jika tidak ada perbaikan pertumbuhan ekonomi global, kecuali jika ada intervensi dari negara produsen yang tergabung dalam International Tripartid Rubber Council (ITRC).

 

Penasihat Gapkindo Tjahjono Boediarto Tjandra mengatakan Indonesia, Thailand, dan Malaysia menguasai pasar karet di dunia sebesar 80%-90%, sehingga kebijakan ketiga negara itu yang tergabung dalam ITRC akan mempengaruhi perbaikan harga karet.

 

"Bila tidak terjadi perbaikan pertumbuhan ekonomi global, maka diperkirakan harga karet akan bergerak kisaran US$2,6-US$2,9 per kg, kecuali ada intervensi negara-negara ITRC," ujarnya saat Diskusi Percepatan Peremajaan Karet, Senin (16/7/2012).

 

Menurutnya, pada awal 2011, kenaikan harga karet luar biasa sampai mencapai US$$6 per kg. Namun, pada kuartal II/2011, harga karet mulai turun, bahkan terus meluncur sampai kuartal IV/2011.

 

Harga karet pada 7 Mei 2012 turun menjadi US$3,7 per kg dan selanjutnya turun tajam menjadi US$2,9 per kg pada bulan lalu.

 

Dia menuturkan dengan penurunan permintaan karet alam akbat perlambatan ekonomi di dunia terutama China dan AS sebagai dampak penularan krisis utang Yunani dan Spanyol, maka akan menyebabkan harga karet alam turun.

 

Tjahjono menjelaskan pasokan karet naik pada semester II tahun ini karena cuaca membaik, maka akan menambah surplus mendekati 300.000 ton pada kuartal akhir 2012.

 

Bahkan, sambungnya, data membaiknya penjualan mobil di AS pada 3 Juli tidak cukup menopang harga karena diperkirakan pertumbuhan ekonomi di negara itu tidak cukup kuat. (bas)

 

 

 

Sumber