Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PILKADA DKI: Menang-kalah JOKOWI tetap untung

Recommended Posts

SEMARANG: Peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi menilai Joko Widodo (Jokowi) tetap akan untung, baik menang maupun kalah pada putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah DKI 2012.

 

"Apapun hasilnya (Putaran kedua Pilkada DKI Jakarta, red.), citra Jokowi tetap naik," katanya, usai kuliah umum "Manajemen Kampanye Politik" di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang, Sabtu.

 

Burhanuddin menilai kemenangan pasangan Jokowi-Basuki Tjahaja secara mengejutkan berdasarkan perhitungan cepat hasil putaran pertama Pilkada DKI Jakarta yang digelar 11 Juli lalu sudah mengangkat citra Jokowi itu ke pentas nasional.

 

Alih-alih menang, kata Direktur Komunikasi LSI itu, seandainya kalah pun citra Wali Kota Solo tersebut saat ini sudah naik dan muncul sebagai tokoh alternatif dari kalangan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.

 

Ia menilai sampai saat ini tidak ada tokoh internal PDIP yang mendapatkan sorotan sedemikian luar biasa seperti Jokowi.

 

"Apalagi, sempat ada usulan pencapresan (mencalonkan Jokowi sebagai presiden) sehingga menunjukkan bahwa sosok Jokowi sudah naik 'kelas', bahkan naik sampai berkelas-kelas," katanya.

 

Ditanya tentang peluang pasangan Jokowi-Ahok menang dalam putaran kedua Pilkada DKI pada 20 September 2012, ia mengakui bahwa sentimen positif dan momentum saat ini memang ada pada pasangan calon gubernur tersebut.

 

"Saat ini peluangnya memang ada di Jokowi. Namun, sebagai peneliti saya harus memberikan 'disclaimer' bahwa dalam dua bulan ke depan apapun bisa terjadi. Masih ada waktu dua bulan sebelum putaran kedua Pilkada DKI," katanya.

 

Untuk mengetahui siapa yang menang dalam putaran kedua Pilkada DKI Jakarta, kata dia, lembaga survei harus melakukan survei secara reguler dan rutin, serta sedekat mungkin dengan waktu pelaksanaan pemilihan.

 

"Berdasarkan pengalaman survei pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta, lembaga survei harus melakukan survei sedekat mungkin dengan Pilkada untuk menghindari dinamika di tingkat pemilih yang tidak tercover," kata Burhanuddin. (Antara/ea)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...