Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

EDITORIAL BISNIS: Menjaga Laju Ekonomi

Recommended Posts

Bank Indonesia dan Bank Dunia baru saja memberikan peringatan akan perekonomian nasional yang bisa tidak mencapai target pertumbuhan sesuai APBN-Perubahan 2012 yang 6,5%.

 

BI telah mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 6,1%—6,5%, lebih rendah dibandingkan dengan target sebelumnya yang ditetapkan 6,3%—6,7%. Adapun Bank Dunia menurunkan prediksi pertumbuhan Indonesia dari 6,1% menjadi 6%.

 

Proyeksi yang lebih rendah ini terkait dengan krisis kawasan Eropa yang belum ada tanda-tanda membaik yang berdampak terhadap kinerja ekspor nasional.

 

Kita tidak perlu terlalu cemas dengan kemungkinan pertumbuhan yang tidak sesuai harapan tersebut, mengingat angka itu masih lebih tinggi ketimbang pertumbuhan ekonomi di negara-negara lain. Bank Dunia sempat memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun ini di tingkat 2,5%, dan negara berkembang yang selama ini menjadi motor penggerak ekonomi global tumbuh 5,4%.

 

Melandainya pertumbuhan ekonomi ini juga dialami China yang selama ini mencatat pertumbuhan dua angka. Negara itu pada 2010 pertum­buh­annya mencapai 10,4%, tetapi tahun lalu turun menjadi 9,2% dan untuk tahun ini target pertumbuhannya diturun­kan menjadi 7,5%.

 

Dalam upaya mendongkrak pertum­buh­an Indonesia, sa­lah satu komponen yang diharapkan men­jadi penyumbang pertumbuhan ekonomi adalah sektor investasi yang di­perkirakan mencapai angka kisaran 10,5%-10,7% pada akhir tahun.

 

Namun, Kepala BKPM Chatib Basri mengungkapkan pertumbuhan realisasi investasi bisa melambat jika masih belum ada solusi politik mengenai krisis utang di zona Eropa. Krisis utang yang tidak terselesaikan di Eropa bisa membuat pasar keuangan bergejolak dan berlanjut pada pengetatan likuiditas global.

 

Penyusutan persediaan modal akan menyulitkan para calon investor meralisasikan penanaman modal di Indonesia.

 

Untuk itu, perlu menyiapkan bentuk antisipasi lainnya dengan mempercepat pembangunan infrastruktur serta penyerapan belanja pemerintah, dan memperkuat konsumsi masyarakat.

 

Sektor yang diperkirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi ke depan, a.l. sektor transportasi dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor industri.

 

Pada kenyataannya penyerapan belanja pemerintah masih rendah. Realisasi penyerapan belanja modal hingga akhir semester I baru tercatat sebesar Rp30,6 triliun atau sekitar 18,2% dari target dalam APBN-Perubahan 2012 sebesar Rp168,85 triliun.

 

Penyebab tidak tercapainya target belanja, khususnya untuk pembangunan infrastruktur, adalah soal pembebasan tanah dan pelaksanaan tender. Selain itu karena faktor pemblokiran anggaran, misalnya karena  proses pembahasan di DPR serta karena proses di internal pemerintah sendiri.

 

Hal ini membutuhkan ketegasan pemerintah dalam upaya mempercepat penyerapan tersebut. Apabila masalah ini berlarut-larut, maka upaya menjadikan belanja pemerintah sebagai motor penggerak pertumbuhan bisa tidak optimal.

 

Adapun upaya menggenjot konsumsi masyarakat perlu diarahkan untuk mendorong industri dalam negeri dengan mengutamakan produk lokal. Dunia usaha, khususnya tekstil dan produk tekstil, sepatu, hingga buah-buahan, telah mengeluh soal membanjirnya produk impor.

 

Untuk itu, Indonesia diharapkan mampu memperkuat pasar dalam negeri di tengah melemah­nya ekonomi sejumlah negara tujuan ekspor.

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...