Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

SEPAKBOLA INTERNASIONAL: Petinggi FIFA terlibat suap

Recommended Posts

ZURICH:  Seorang jaksa Swiss mengatakan dokumen legal telah dirilis pada pekan ini, di mana mantan Presiden FIFA, Joao Havelange, dan mantan anggota Komite Eksekutif, Ricardo Tixera, terlibat dalam penyuapan berskala besar pada berbagai kesepakatan seputar Piala Dunia di era 1990-an.

 

Presiden FIFA Sepp Blatter harus menjawab berbagai pertanyaan mengenai skandal penyuapan yang telah menghantam citra badan sepak bola dunia itu, demikian disampaikan sekelompok politisi pada Jumat (13/7/2012).

 

Blatter, yang telah bekerja di FIFA sejak 1975, dan menggantikan Joao Havelange sebagai presiden pada 1998, mengatakan, bahwa dia tahu sejumlah pembayaran telah dilakukan. Dia menyebut hal itu sebagai 'komisi' dan mengatakan saat itu hal tersebut bukan merupakan hal 'ilegal.' Sejumlah politisi dari 47 negara Dewan Eropa, mengutuk aksi FIFA yang mencoba menutup-nutupi masalah ini.

 

 

"Jika para manajer FIFA - termasuk Presiden saat ini - menyadari berbagai penyuapan, mereka seharusnya melakukan segalanya dengan kekuatan mereka untuk menuntut, bukannya melindungi, para ofisial yang terlibat," kata politisi Prancis, Francois Rochebloine.

 

Dia mendesak Blatter untuk menjelaskan perannya dalam skandal yang terjadi, di saat dirinya masih menjabat sebagai sekretaris jenderal.

 

"Kapan sebenarnya dia menyadari pembayaran-pembayaran ini? Mengapa FIFA menyembunyikan hal yang salah dan gagal untuk mengambil tindakan terhadap para pelaku? Di atas segalanya, apa langkah yang akan ia ambil untuk menghentikan hal ini kembali terjadi," tambahnya.

 

Menjawab dalam sesi tanya-jawab di situs FIFA.com pada Kamis, mengenai apakah dia tahu tentang berbagai pembayaran itu, Blatter membalas, "Tahu apa? Bahwa komisi telah dibayar? Saat itu, beberapa pembayaran bahkan dapat dikurangi dari pajak sebagai biaya bisnis."

 

"Hari ini, hal itu dihukum berdasarkan hukum yang ada. Anda tidak dapat menghakimi masa lalu berdasarkan standar-standar hari ini."

 

Havelange, yang saat ini merayakan ulang tahun ke-96 menjadi presiden FIFA dari 1974 sampai 1998. Dia menerima pembayaran sebesar 1,5 juta franc Swiss pada Maret 1997 dari badan pemasaran olahraga, ISL, demikian disampaikan oleh jaksa Swiss tersebut.

 

“Teixeira (65), yang memimpin Konfederasi Sepak bola Brazil (CBF) dari 1989 sampai mengundurkan diri pada awal tahun ini, meraup 12,7 juta francs antara 1992 sampai 1997,” kata jaksa tersebut.

 

ISL menjual hak komersial untuk menyiarkan Piala Dunia atas nama FIFA. Perusahaan itu rontok pada 2001 dengan utang mencapai sekitar US$300 juta.

 

Blatter, yang menjadi presiden selama 14 tahun sejak menggantikan Havelange, mengatakan FIFA bereaksi dengan "memperkuat mekanisme kendali kami."  "Komite etika, yang dibentuk pada 2006 atas inisiatif saya, adalah hasil langsung dari kasus ISL," ucapnya.

 

Menurutnya, proses reformasi bergerak sejalan dengan arah ini. "Untuk memperkuat sistem peradilan FIFA, beberapa langkah penting telah diambil dengan pengenalan sistem dua dewan - badan juri dan badan investigator. Komite eksekutif akan menunjuk ketua dari dua dewan ini pekan depan."

 

Havelange masih merupakan presiden kehormatan FIFA, sedangkan Teixeira berhenti dari posisinya pada awal tahun ini, tidak lama setelah dia mengundurkan diri sebagai presiden CBF.

 

"Saya tidak punya kekuatan untuk memanggilnya dan meminta ia memperlihatkan akunnya," kata Blatter perihal Havelange. "Kongres menunjuk ia sebagai Presiden Kehormatan. Hanya Kongres yang dapat menentukan masa depannya." (Antara/Reuters/FIFA.com/msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...