Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Ekonomi China Melambat, Mata Uang Asia Terus Tertekan

Recommended Posts

HONG KONG: Mata uang Asia masih tertekan untuk pekan kedua didorong data China yang menguatkan sinyal perlambatan ekonomi global.

 

Won Korea Selatan merosot setelah bank sentral memotong suku bunga acuan dan proyeksi pertumbuhan ekonomi di negara tersebut dipangkas menjadi 3% dari 3,5%.  Won melemah 1,1% menjadi 1.150,45 terhadap dolar AS pukul 13.34 waktu Seoul.

 

Peso Filipina turun 0,5% menjadi 42,007 dan Rupiah melemah 0,8% menjadi 9.480 terhadap dolar AS. Adapun baht Thailand turun 0,5% menjadi 31,78.

 

The Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index, yang melacak 10 mata uang teraktif kecuali yen, turun 0,1%, menyusul penurunan 0,5% pada pekan sebelumnya.

 

China, ekonomi terbesar kedua di dunia, tumbuh 7,6% pada kuartal II dari tahun sebelumnya atau dibawah estimasi median dalam survei Bloomberg sebesar 7,7%. Laju pertumbuhan tersebut juga lebih rendah dibandingkan pada kuartal I/2012 sebesar 8,1%.

 

"China memegang kunci untuk pemulihan ekonomi dan jika rebound prospek sejumlah negara termasuk Korea Selatan akan meningkat," kata Oh Suk Tae, ekonom SC First Bank Korea Ltd seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (13/7).

 

Disisi lain, nilai tukar yuan juga merosot sebesar 0,2% menjadi 6,3760 per dolar pekan ini.Dolar Taiwan terdepresiasi 0,2 % menjadi NT$29,984 terhadap mitra AS dan ringgit Malaysia turun 0,3% menjadi 3,1873.

 

Di tempat lain, rupee turun 0,2% pada 55,5875 sedangkan dong Vietnam naik 0,1% menjadi 20.860.

 

Data Singapura menunjukan bahwa melambatnya pertumbuhan ekonomi China berdampak pada negara lain. PDB Singapura turun 1,1% pada kuaratal II tahun ini.

 

Ekspor China tumbuh 11,3% bulan lalu, melambat dari 15,3% pada Mei sedangkan impor meningkat 6,3%. Cadangan devisa China turun US$65 miliar menjadi US$3,24 triliun  pada akhir Juni.

 

"Turunnya cadangan devisa tersebut mencerminkan arus keluar modal karena melambatnya pertumbuhan ekonomi. Kami berharap pertumbuhan China akan rebound pada kuartal ketiga," kata Tommy Ong, Wakil Presiden Treasury dan Pasar  DBS Bank  Ltd.

 

(Bloomberg/Sde/Faa)

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...