Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KRISIS DAGING: Jabar Terancam

Recommended Posts

BANDUNG: Asosiasi Pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia (APDASI) Jawa Barat mendesak pemerintah segera menggelar operasi pasar untuk mengantisipasi kenaikan harga daging sapi yang tidak logis.

 

 

Ketua Umum APDASI Jabar Dadang Iskandar mengatakan harga daging sapi di Jabar saat ini sudah meroket hingga Rp75.000/kg-Rp80.000, meskipun ramadan masih dalam hitungan minggu. "Harga daging sapi saat ini sudah tidak logis. Kami memprediksi pada awal Ramadan bakal mencapai Rp90.000/kg, bahkan bisa lebih dari Rp100.000/kg," katanya ditemui di kantor APDASI Jabar di Bandung, Kamis (12/7/2012).

 

 

Menurut dia, kenaikan harga dipicu langkanya pasokan sapi potong ke sejumlah RPH yang ada di Jabar, terutama 3 daerah yang kebutuhan daging sapinya tinggi seperti Kota Bandung,Kabupaten Bandung, dan Tasikmalaya. "Harga sapi sekarang Rp2,5 juta-Rp3 juta per ekor. Imbasnya ke daging juga mahal," kata Dadang.

 

 

Dadang menyayangkan kondisi itu tidak menguntungkan bagi para pedagang daging sapi yang dipengaruhi juga kebijakan pemerintah membatasi sapi impor. Adanya pembatasan ini mendorong munculnya para spekulan yang membeli sapi langsung dalam jumlah besar dari sentra produsen sapi seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.

 

 

Hal yang sama, ujarnya, juga dilakukan para importir dengan banyak membeli sapi lokal sehingga pasokan menyusut karena saling berebut. "Kami mempertanyakan apakah importir diizinkan untuk menggemukan sapi lokal? Kenyataanya importir ikut mempermainkan harga," katanya.

 

 

Dadang menjelaskan masuknya importir ke pemasok sapi lokal memotong mata rantai distribusi sapi yang berjalan normal saat ini. "Sekarang sapi lokal ditampung dalam jumlah banyak lalu dijual dengan harga mahal," katanya.

 

 

Selama ini komposisi kebutuhan daging sapi di Jabar 60% dari lokal dan 40% impor. Namun komposisi tersebut berubah karena importir menghisap pasokan untuk pasar Jabar dan menjualnya ke daerah lain.

 

"Dulu volume sapi ke Jabar itu dari lokal 250-300 ekor,sekarang hanya 200 karena sebagian diambil importir. Jabar sendiri membutuhkan sapi potong per tahun hingga 400.000 ekor," ," katanya.

 

 

Kondisi kritis daging sapi di Jabar dibenarkan Ketua APDASI Kota Bandung Endang Mubarok. Menurutnya pemerintah daerah terlalu menganggap enteng persoalan dengan mengatakan stok sapi aman. "Padahal stok sapi di RPH sudah kosong sejak 2 bulan terakhir. Dinas tidak mengontrol langsung ke RPH," keluhnya.

 

 

Kebutuhan daging sapi di Kota Bandung sendiri per hari mencapai 200 ekor per hari namun pasokan saat ini hanya 180 ekor per hari dan tidak bisa memenuhi permintaan pedagang sapi Kota Bandung yang mencapai 1000 orang.

 

 

Pengecekan APDASI di satu tempat pembibitan sapi pun saat ini hanya ada stok 4800 ekor sapi. "Tapi itu nggak cukup karena harus disuplai ke daerah lain,untuk menghadapi puasa saja kita butuh 1000 ekor," katanya. Di luar Kota Bandung, 2 daerah lain seperti Kabupaten Bandung dan Tasikmalaya masing-masing butuh 500-750 ekor. (K57/msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...