Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KRISIS EROPA: Permintaan Bahan Baku Plastik dari Sumut turun

Recommended Posts

MEDAN: Harga bahan tambahan pembuatan plastik (ethylene bis etearamide/EBS) di pasar dunia turun dari US$2.000 per ton menjadi US$1.700 per ton akibat krisis anggaran di Uni Eropa dan melambatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

 

Krisis Eropa dan pelambatan pertumbuhan ekonomi AS menyebabkan permintaan barang jadi dari plastik dari kawasan itu kepada China berkurang. Akibatnya, China yang merupakan salah satu ekspotir terbesar ethylene bis etearamide juga memangkas permintaan ke Sumatra Utara.

 

“Permintaan [zat aditif plastik] lagi lesu. Harga di pasar internasional pun turun dari sekitar US$2.000 per ton menjadi US$1.700 per ton,” ujar Direktur CBS Chemical Medan Sabri Basyah, kepada Bisnis, Kamis (12/7/2012).

 

Akibat anjloknya permintaan ini, ujarnya, pihaknya terpaksa memangkas produksi dari sekitar 5.000 ton per bulan menjadi hanya 2.500 ton per bulan. Padahal, kapasitas produksi perusahaan ini mencapai 70.000 ton per tahun sejak 2 tahun lalu.   

 

Sebelum 2 tahun lalu, kapasitas produksi pabrik hanya 40.000 ton per tahun, tetapi ditingkatkan untuk memenuhi permintaan pasar internasional. Selain memiliki pabrik, CBS Chemical juga memiliki perkebuhan kelapa sawit di Aceh dengan nama PT Mopoli Raya.

 

Namun, dia mengatakan untuk mengatasi kelesuan permintaan dari China, pihaknya akan mencari pasar ekspor lain, sehingga pemangkasan produksi tidak terjadi terus-menerus. Pihaknya sedang menjajaki pasar India dan langsung ekspor ke beberapa negara di Eropa.

 

“Agar produksi pabrik tidak turun terlalu tajam, CBS Chemical menjajaki pasar ke India dan sejumlah negara Eropa yang bisa mengolahnya jadi barang jadi. Eropa Timur satu alternatif pasar baru. Soalnya ekonomi sebagian negara pecahan Uni Soviet tumbuh relatif baik,” tuturnya.

 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatra Utara Bidar Alamsyah mengatakan pihaknya akan berupaya mengurangi ketergantungan ekspor bahan baku kepada China, tetapi menambah tujuan ekspor lain.

 

“Jangan semua produk ekspor bahan baku Sumut di pasarkan ke China. Jadi kalau China mengurangi permintaan, bisa segera dialihkan, sehingga pabrik tidak perlu sampai pangkas produksi,” jelasnya.(k10/k18/msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...