Ini Beda Rumus Kenaikan UMP Lama dan Baru

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) akan meningkatkan peran penelitian dan pengembangan termasuk dukungan dana untuk meneliti kasus DNS Changer.

 

Kasus ini menjadi perhatian dari APJII dalam Musyawarah Nasionalnya pekan lalu untuk meningkatkan ketahanan Internet dari segala ancaman yang akan menyerang.

 

APJII menilai bahwa setiap saat ancaman terhadap internet akan hadir. Baik berupa malware, virus, sampai penyalahgunaan untuk penipuan sampai konten dan sebagainya.

 

“APJII akan terus melakukan penelitian terhadap masalah-masalah internet ke depan sebagai bagian dari peran serta membantu masyarakat,” kata Sekjen APJII Sapto Anggoro, Rabu (11/7/2012).

 

Dia melihat Kasus DNS Changer malware penting untuk dikaji. “Kami akan  meningkatkan peran Riset dan Developmen termasuk support dana,” tuturnya.

 

Sebelumnya, disebutkan pada 9 Juli lalu akan terjadi kiamat Internet karena adanya serangan dari DNS malware.

 

Namun pada kenyataannya tidak ada gangguan yang luar biasa pada jaringan Internet pada tanggal tersebut.

 

DNS (Domain Name System) adalah sebuah servis Internet yang mengubah sebuah nama domain yang mudah di ingat menjadi alamat Internet Protocol (IP) numerik yang digunakan oleh computer untuk berkomunikasi satu sama lain.

 

Sebuah server DNS diatur oleh Internet Service Provider (ISP) dan sudah termasuk di dalam pengaturan jaringan komputer pengguna.

 

DNS dan server DNS adalah komponen penting dalam lingkungan operasi komputer. Tanpa DNS, tidak akan bisa mengakses website, mengirim e-mail atau menggunakan layanan internet lainnya.

 

Dengan mengatur mengatur DNS server seseorang maka website apa yang akan dihubungkan ke pengguna internet juga dapat ditentukan sehingga dapat mengarahkan seseorang pengguna internet ke sebuah website palsu.

 

Salah satu caranya adalah dengan menginfeksi komputer para user dengan sebuah malware yang bernama DNS Changer. (ra)

 

 

 

Sumber