Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Pengusaha Batok Kelapa Terancam Gulung Tikar

Recommended Posts

MEDAN – Pengusaha batok kelapa di Sumatera Utara mengaku tengah mengalami masa sulit. Lambatnya penanganan krisis utang di Eropa dan Amerika disinyalir memberikan imbas pada harga jual produk olahan batok kelapa di pasar internasional.“Banyak pabrik di China, Pakistan dan Jepang telah mengurangi kapasitas produksi akibat dampak krisis Eropa. Padahal ketiga negara itu menjadi tujuan utama produk batok kelapa kita. Penurunan volume permintaan memang sudah biasa tetapi kali ini berbeda, di samping penurunan volume permintaan harga juga menurun hingga 30 persen,” terang pengusaha batok Kelapa PT CV Indonusa Makmur Sonny Wicaksono pada Okezone, Selasa (10/7/2012).

 

Dijelaskan Sonny, saat ini harga jual sabut kelapa sekira USD285-300 per ton. Padahal sebelumnya, berada di angka USD350 per ton. Sedang batok kelapa turun dari USD400 menjadi USD350 per ton. Coco ship juga ikut menurun dari USD125 ke USD100 per ton.

 

“Permintaan memang menurun tetapi belum terlalu besar. Kita beratnya di harga yang benar-benar sudah anjlok. Mudah-mudahan ada kenaikan pada Agustus nanti. Karena kalau tidak, kami bisa gulung tikar. Sekarang saja kondisinya kami terus menanggung rugi untuk menjaga stok,” jelasnya.

 

Di samping merugi, Sonny mengaku perusahaannya harus berkompromi dengan importir. Kondisi sulit yang juga dialami importir memaksa para pelaku usaha batok kelapa dalam negeri untuk memberikan kemudahan pembayaran. Salah satunya dengan memperpanjang masa pembayaran kredit. Diharapkan dengan strategi itu, industri pengolahan tetap dapat menjaga daya belinya.

 

“Kalau dulu seminggu setelah barang tiba barang harus dibayar, sekarang kita berikan kemudahan sampai 40 hari. Kita tentunya tidak mau terus berada di kondisi itu, kita tetap berupaya menciptakan pasar baru yang lebih dinamis, dan mampu menampung hasil produksi kita,” tandasnya

 

Sebagai informasi, batok kelapa di Sumut diperoleh dari Riau, Aceh, Tanjungpura, Asahan dan Nias. Batok kelapa tersebut kemudian diolah menjadi serabut, serbuk, batok, arang serta lidi. Sementara di negara pengimpor bahan olahan batok kelapa itu diolah kembali antara lain menjadi matras, kasur, jok mobil, media tanam dan media tanam. (gna) (rhs)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...