Kala PNM Dampingi Ibu-ibu Mekaar Berperan Sebagai Penguat Keluarga

[Parno Pemilik Lapak 0]

CILEGON: PT Krakatau Steel Tbk (Persero) merealisasi pembangunan megaproyek blast furnace senilai US$621,81 juta dengan target operasi pada awal 2015.

 

Blast furnace ini adalah pabrik yang mampu menghasilkan besi dan baja mentah dalam sekali olah. Proyek ini juga diproyeksikan sekaligus untuk menghemat penggunaan energi.

 

Proyek ini terdiri dari 3 pabrik utama, masing-masing Sintering Plant dengan kapasitas produksi 1,78 juta ton per tahun dengan besaran mesin 180 m2, Coke Oven Plant dengan kapasitas 500.000 ton per tahun dan Blast Furnace Plant dengan kapasitas 1,2 juta ton per tahun bervolume 1832 m3.

 

Terinci, sintering plant berfungsi sebagai penghasil bahan baku untuk blast furnace. Adapun coke oven plant akan menghasilkan bahan bakar kokas bagi blast furnace. Coke oven juga untuk mereduksi bijih besi.

 

"Pembangunan pabrik ini diharap mampu mengurangi ketergantungan impor bahan baku besi. Saat ini kebutuhan nasional besi baja sebanyak 9,7 juta ton," kata Direktur Utama Krakatau Steel Irfan Kamal Hakim saat ground breaking proyek di kawasan industri milik perseroan, Senin (9/7/2012).

 

Adapun pembangunan blast furnace ini, perseroan pelat merah memilih Capital Engineering & Research Inc Ltd, ACRE Coking & Refactory Engineering Consulting serta PT Krakatau Engineering sebagai pelaksana proyek.

 

Adapun pemimpin konsorsium adalah Capital Engineering yang berasal dari China.

 

Untuk sisi investasi dengan nilai US$621,81 juta, perseroan penghasil besi berkode saham KRAS ini mendanai sendiri sekitar 28%.

 

Sisanya, KRAS memperoleh pinjaman dari konsorsium bank dalam negeri dan luar negeri. Bank itu antara lain HSBC, ICBC, CDB, BRI, BNI dan Mandiri. (ra)

 

 

 

 

Sumber