Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

COST RECOVERY MIGAS: BP Migas catat realisasi kuartal I sudah 25,7%

Recommended Posts

JAKARTA-BP Migas mencatat realisasi cost recovery per kuartal I/2012 sebesar US$3,9 miliar atau sudah 25,7% dari target APBN-P 2012 sebesar US$15,16 miliar.  

 

Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BP Migas Gde Pradnyana mengatakan sementara untuk realisasi semester I/2012, angkanya belum bisa dipublikasikan.  

 

"Monitoring WP&B [work, program, and budget] sedang berjalan, jadi saya belum bisa publikasikan angkanya. Tapi cost recovery akan diketahui pada akhir tahun, bukan tengah tahun," ujarnya kepada Bisnis, hari ini.  

 

Realisasi US$3,9 miliar ini sedikit lebih tinggi dari target APBN-P per kuartal I yang seharusnya telah mencapai 25%. Secara total, tahun ini BP Migas berhasil menekan cost recovery sebesar US$2,3 miliar. Namun hal itu diyakini tidak akan mempengaruhi pencapaian produksi migas tahun ini.  

 

Sebelumnya, Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan usulan awal dari para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) adalah sebesar US$17,4 miliar, namun BP Migas berhasil menekannya menjadi hanya US$15,16 miliar. Artinya, ada efisiensi sebesar US$2,3 miliar.  

 

“Cost recovery sebesar US$15,16 miliar adalah untuk menghasilkan minyak dan gas sebesar 2,25 juta barel minyak ekuivalen. Angka US$15,16 miliar itu adalah kesepakatan bersama antara seluruh KKKS dengan BP Migas," ujarnya.  

 

Secara keseluruhan, BP Migas memperkirakan cost recovery tahun ini US$15,16 miliar, penerimaan negara dari migas tahun ini sebesar US$32,14 miliar, dan lifting migas sebesar 2.250 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD), terdiri dari lifting minyak 930.000 barel per hari dan lifting gas 7.915 BBTUD.  

 

Priyono menegaskan cost recovery merupakan biaya operasi yang dikeluarkan oleh kontraktor dari hasil produksi minyak dan gas bumi. Cost recovery mencakup 3 hal yakni biaya nonmodal seperti pengeluaran administrasi, biaya modal, hingga biaya unrecovered cost atau biaya operasi tahun sebelumnya yang belum dikembalikan.  

 

Berdasarkan data BP Migas, terjadi peningkatan hampir di seluruh elemen biaya yang masuk dalam cost recovery tahun ini. Peningkatan terjadi mulai dari biaya eksplorasi dari US$862 juta menjadi US$1,16 miliar, hingga biaya pengembangan dari US$3,1 miliar menjadi US$3,35 miliar.  

 

Selanjutnya, biaya produksi juga diperkirakan naik dari perkiraaan awal US$7,35 miliar menjadi US$9,42 miliar. Angka US$9,42 miliar itu sudah mencakup biaya operasi, EOR (Enhanced Oil Recovery) dan pemeliharaan sebesar US$7,65 miliar serta biaya untuk steamflood Lapangan Duri sebesar US$1,76 miliar.  

 

Selain itu, biaya administrasi juga diperkirakan meningkat dari sebelumnya US$1 miliar menjadi US$1,22 miliar. Priyono mengatakan BP Migas akan menjaga nilai cost recovery di level US$15,16 miliar itu dan tidak melebihi pendapatan migas dari seluruh KKKS tahun ini yang enggan dia rinci.(api)

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...