Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

DUNIA PENDIDIKAN: Sarjana luar negeri bukan jaminan

Recommended Posts

JAKARTA:  Pengamat pendidikan Arief Rahman mengatakan gelar sarjana perguruan tinggi di luar negeri tidak selamanya menjamin seseorang mudah mendapatkan pekerjaan di Indonesia, sebab terkadang aplikasi teorinya sangat berbeda dengan dunia kerja di dalam negeri.

 

 

"Jangan beranggapan bahwa gelar sarjana dari universitas luar negeri akan lebih mendapatkan prioritas dalam dunia kerja di dalam negeri, sebab belum tentu materi pendidikannya sesuai dengan dunia kerja di Indonesia," kata Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu di Jakarta, Kamis (5/7/2012).

 

 

Arief mengatakan dunia pekerjaan di dalam negeri biasanya berorientasi pada kebutuhan dalam pembangunan. Sehingga sarjana yang akan mudah mendapatkan pekerjaan bergantung pada kebutuhan pembangunan yang sedang berkembang di Indonesia.

 

 

"Kalau memang gelar pendidikannya di luar negeri sedang dibutuhkan di Indonesia ya bisa jadi mudah mendapatkan kerja, tapi kalau sebaliknya ya sama saja," kata dia.

 

 

Menurutnya, beberapa pendidikan tinggi di luar negeri seperti misalnya di Malaysia dan Australia lebih fokus mencetak peneliti dan para ahli, berbeda dengan pendidikan tinggi di Indonesia yang fokus mencetak generasi dalam ranah pembangunan.

 

 

Sehingga menurut dia, sebaiknya masyarakat hanya menjadikan pendidikan di luar negeri sebagai pelengkap gelar sarjana strata satu, atau dalam hal ini bagi masyarakat yang ingin melanjutkan sarjana strata dua atau tiga.

 

 

"Karena memang ada bidang studi yang bisa dipelajari secara khusus dan mendalam di luar negeri. Misalnya masyarakat ingin melanjutkan strata dua dan tiga pada bidang studi animasi, maka sangat tepat jika melanjutkan pendidikannya ke Tokyo, Jepang," kata Arif.

 

 

Adapun secara umum terkait kelebihan dan kekurangan pendidikan di luar negeri Arif menilai hal tersebut bersifat relatif.

 

"Kelebihannya mungkin mereka bisa sekaligus belajar bahasa asing. Sedangkan kekurangannya belum tentu aplikatif di dunia kerja di Indonesia, jadi perlu dipikirkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat," kata dia.(Antara/msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...