Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Revitalisasi Kota Tua Jakarta butuh Rp7 miliar per tahun

Recommended Posts

JAKARTA: Pengelola kawasan Kota Tua Jakarta memproyeksikan kebutuhan anggaran program revitalisasi empat zona wilayah di lokasi tersebut berkisar Rp5 miliar—Rp7 miliar per tahun.

 

Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta Gathut Dwihastoro mengatakan alokasi anggaran penataan kawasan Kota Tua ini berdasarkan identifikasi dan karakter morfologi sejumlah titik yang akan ditata dan dikembangkan.

 

“Anggaran yang kita terima saat ini kurang lebih Rp1,2 miliar per tahun. Jumlahnya malah lebih kecil dibandingkan dengan anggaran untuk museum yang ada di kawasan ini. Hitungan kami idealnya Rp5miliar sampai Rp7 miliar,” ujarnya, Senin (3/7).

 

Dengan dana tersebut, lanjutnya penataan kawasan di Kota Tua Jakarta dilakukan secara bertahap mengacu pada sistem zonasi yang telah ditetapkan. Namun, penataan ini tidak termasuk revitalisasi kawasan museum.

 

Zonasi kawasan Kota Tua ini mencakup, zona satu sekitar wilayah Sunda Kelapa dengan fokus penataan sebagai kawasan bahari, perkampungan etnik, dan pergudangan, termasuk di dalamnya daerah di sekitar Museum Bahari.

 

Zona dua mencakup kawasan di sekitar taman Fatahillah dengan karakter bangunan tua yang memberi fungsi baru sebagai museum, industri kreatif, dan fungsi campuran. Titik zona dua ini meliputi pula Museum Sejarah Jakarta atau yang dikenal dengan Museum Fatahillah.

 

Adapun zona tiga dalam perencanaan revitalisasi kawasan ini mencakup daerah Pecinan dengan karakter budaya etnik kaum Tionghoa, dan zona empat meliputi wilayah di sekitar Pakojan.

 

“Dengan anggaran yang ada, penataan yang kita lakukan berjalan secara bertahap. Tahun ini fokusnya masih di zona satu dan zona dua,” tuturnya.

 

Meski melibatkan kawasan museum di sekitar Kota Tua, menurut Gathut kuasa penggunaan anggaran program revitalisasi kawasan ini tidak bisa dicampur aduk. “Anggaran museum untuk kebutuhan museum itu sendiri, dana revitalisasi ini di luar anggaran museum,” jelasnya.

 

Dalam penataan ini, pihaknya kerap memperoleh bantuan kegiatan dari pihak luar diantaranya komunitas masyarakat yang peduli terhadap kawasan Kota Tua maupun komunitas yang peduli wisata sejarah.

 

Seperti yang digelar Selasa lalu, ketika beberapa komunitas seperti, Sahabat Museum, Komunitas Jelajah Budaya, Komunitas Jakarta Green Mosnter, dan Unilever Green & Clean terlibat dalam kegiatan bersih-bersih sejumlah lokasi peninggalan sejarah di Jakarta yang dipusatkan di Kota Tua.

 

Brand Manager Surface & Floor Cleaner PT Unilever Indonesia Tbk Asep Haekal mengungkapkan kegiatan bersih-bersih kawasan ini merupakan gerakan nyata sebagai kontribusi warga masyarakat untuk meningkatkan kepedulian dan rasa kepemilikan terhadap Jakarta.

 

“Tidak ada alasan lagi membedakan pendatang dan nonpendatang. Tanggung jawab memelihara kebersihan Jakarta semestinya dimiliki setiap warga kota ini,” jelasnya.

 

Wakil Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Tinia Budiati menyatakan sebagai warga Ibu Kota sudah menjadi kewajiban masyarakat untuk peduli terhadap kelestarian Jakarta, termasuk memelihara warisan sejarah dan budaya. (msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...