Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

EKONOMI ACEH: Cuaca Buruk Picu Inflasi Aceh

Recommended Posts

BANDA ACEH – Cuaca buruk selama Juni 2012 menjadi faktor musiman yang memicu kenaikan pertumbuhan indeks harga konsumen atau inflasi di Provinsi Aceh.  

 

Cuaca buruk mengganggu sektor pertanian umum, khususnya subsektor perikanan, sehingga terjadi penurunan produksi yang mendorong kenaikan harga di tingkat konsumen. Kenaikan harga bahan bahan makanan menjadi penyumbang terbesar inflasi.   

 

“Kenaikan harga ini kalau kami lihat memang ada kaitannya dengan isu buruknya cuaca selama bulan lalu,” jelas Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik Aceh Abdul Hakim pekan ini, sambil menyebutkan inflasi Aceh selama Juni mencapai 1,93% dibandingkan dengan Mei.

 

Dia mengemukakan kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan mencapai 2,04%. Pada Mei 2012, provinsi ini mengalami deflasi sebesar 0,72% dibandingkan dengan April pada tahun yang sama, juga didorong oleh penurunan harga kelompok bahan makanan.  

 

Dia menyebutkan infasi terbesar terjadi di Kota Lhokseumawe. Komoditas yang memberi andil cukup tinggi terhadap inflasi di Lhokseumawe adalah ikan segar dan ikan yang diawetkan dan cabe merah.   

 

Berdasarkan angka tahun berjalan, Lhokseumawe mengalami inflasi 2,44%, sementara itu dibandingkan dengan Juni 2012 kota terbesar kedua di Aceh ini mengalami inflasi 5,92%. Kota terbesar, yaitu Banca Aceh mengalami inflasi 0,64% (month-on-month).

 

Nilai Tukar Petani

Sama seperti Mei 2012, pada Juni tahun ini, indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh turun dari 104,02 pada Mei menjadi 104,02 atau menyusut sebesar 0,05%, akibat anjloknya indeks harga yang diterima petani dibanding dengan indeks harga yang harus dibayarkan.

 

Abdul Hakim mengemukakan dari lima subsektor pertanian, tiga subsektor mengalami penurunan indeks nilai tukar, yaitu subsektor hortikultura turun sebesar 1,01%, tanaman perkebunan rakyat merosot 1,16%, dan perikanan turun sebesar 0,54%.

 

Selama Juni, hanya dua subsektor pertanian yang mengalami kenaikan indeks nilai tukar, yaitu tanaman pangan sebesar 0,7% dan  peternakan sebesar 0,11%. Kendati turun, dia mengatakan angka itu masih berada di atas 100, atau masih menunjukkan angka pertumbuhan.

 

Sebelumnya, selama Mei kesejahteraan para petani di Provinsi Aceh juga belum menunjukkan angka menggembirakan, di mana Nilai Tukar Petani menurun sebesar 0,05% dari April 2012.  

   

Penurunan NTP disebabkan oleh anjloknya indeks yang diterima petani sebesar 0,35% pada bulan lalu, sedangkan indeks yang harus dibayar petani lebih tinggi, yaitu mencapai 0,40%.

 

Nilai Tukar Petani menyusut pada tiga dari lima subsektor pertanian dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,01%, hortikultura 0,25%, dan perikanan sebesar 0,54%.

 

Hanya subsektor tanaman pangan yang indeks nilai tukar petaninya naik tipis sebesar 0,72% dan peternakan sebesar 0,11% (month-on-month). (Zulkarnaini Muchtar/k33/api)  

 

BERITA SEPUTAR ACEH dan sekitarnya:

 

 

 

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...