Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PEMKOT BATAM Susun Konsep Pengelompokan Kawasan Wisata

Recommended Posts

BATAM: Pemerintah Kota Batam mulai menyusun konsep pengelompokan kawasan wisata di daerah ini menjadi tiga jenis kluster wisata berdasarkan jenis wisatanya.

 

Kabid Sarana dan Objek Wisata Dinas Pariwisata Kota Batam Rudi Panjaitan mengatakan nantinya Kota Batam aan memiliki tiga kluster wisata yakni kluster Batam, Kluster Belakang Padang dan Kluster Rempang Galang. Kluster wisata ini rencananya akan bisa dijalankan pada 2013 menyusul rampungnya Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Kota (RIPPKA).

 

"Kami akan membagi-bagi pengembangan pariwisata menjadi tiga, Kluster Belakang Padang untuk wisata budaya dan seni, Kluster Batam untuk wisata modern seperti perbelanjaan dan kluster Relang untuk wisata agro dan bahari. Rencana ini akan dijalankan pada 2013 jika RIPPKA Batam sudah rampung," katanya.

 

Menurutnya, penyusunan RIPPKA Batam sudah mulai disusun meski hingga saat ini Rencana Induk Pembangunan Wisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Kepulauan Riau belum rampung. RIPPDA Kepri saat ini masih dirampungkan melalui Sidang Paripurna di DPRD Provinsi Kepri.

 

Dinas Pariwisata Kota Batam sengaja menginisiasi kluster wisata itu melalui Rencana Induk ini agar bisa segera diterapkan pada 2013.

 

"Kami tidak mau kehilangan momen, maka dari itu pemerintah kota juga akan membuat RIPPKA sesegera mungkin. Provinsi sedang menyusun. Batam sebagai salah satu destinasi unggulan nasional, khususnya dalam bidang MICE dan Bahari tentu tidak ingin terlambat sebab produk itu nantinya akan menjadi peraturan daerah," jelasnya.

 

Rudi menjelaskan guna menciptakan pariwisata unggulan, sesuai dengan arahan Walikota, maka melihat dari karakteristik wilayahnya pengembangan pariwisata akan dibagi menjadi tiga cluster.

 

"Kalau di cluster-cluster seperti itu distribution in pointnya ada. Arah pengembangan pun akan sesuai karakteristik clusternya, apalagi sudah terikat RIPPKA tersebut," sambung Rudi.

 

Dengan begitu, tidak akan ada lagi pengembangan pariwisata di tempat yang tidak seharusnya. Dicontohkan olehnya, seperti pada daerah lengkana yang akan dijadikan tempat wisata bahari berkonsep keluarga, maka pengembangan akomodasi yang tepat bukanlah perhotelan melainkan sebuah resort.

 

Begitu pula dengan pengembangan Pulau Abang misalnya. Saat ini banyak turis yang berlibur di Pulau Abang hanya dapat memanfaatkan fasilitas homestay di wilayah tersebut. Itupun baru berjumlah tujuh unit saja, ke depan pengembangan akomodasi akan segera dilakukan disana sesuai dengan karakteristik wilayah tersebut. (k17/sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...