Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

EDITORIAL BISNIS: Mengendalikan Lonjakan Harga

Recommended Posts

Menjelang bulan puasa yang tinggal sekitar 2 pekan lagi, harga bahan kebutuh­an pokok terus merambat naik dan terus melambung. Kenaikan harga ini memang biasa dan selalu terjadi setiap kali datang Ramadan.

 

Mengingat kenaikan harga ini terjadi rutin se­­tiap tahun, masyarakat pun menjadi terbiasa dan memberikan ruang permakluman atau toleransi. Sepanjang kenaikan itu wajar, sebenarnya masyarakat masih dapat menerimanya.

 

Sayangnya, pemerintah selaku regulator juga ikut terbiasa dengan fenomena yang selalu terjadi setiap tahun tersebut sehingga membuat kepekaan dan rasa tanggung jawab untuk mengantisipasi atau mengatasi lonjakan harga, semakin tumpul.

 

Faktanya, ketika harga-harga bahan kebutuhan pokok telah naik hingga 15%-20% seperti sekarang dan telah melampaui batasan wajar yang dinyatakan pemerintah yakni 5%-10%, sama sekali tidak ada upaya untuk mengendalikannya. Pemerintah seolah benar-benar tak berdaya.

 

Situasi ini terjadi karena pemerintah tidak pernah berupaya memperbaiki dan menata sistem tata niaga di dalam negeri agar harga bahan kebutuhan pokok tidak melonjak secara berlebihan dan menyulitkan masyarakat.

 

Alasan klasik yang selalu dikemukakan pemerintah adalah faktor ketidaklancaran dalam sistem pe­­ngangkutan atau distribusi, banyaknya pungutan liar, aksi spekulan serta keterbatasan pasokan terutama komoditas pertanian akibat gagal panen atau semacamnya. Alasan ini terus diulang-ulang tetapi tidak ada satu pun solusi cerdas.

 

Memang harus diakui, dalam rezim perdagangan bebas di mana harga barang ditentukan oleh hukum pasar atau tarik-menarik antara permintaan dan penawaran, pemerintah tidak dapat mengatur dan menetapkan harga barang.

 

Namun jangan lupa, meskipun tidak dapat mengatur harga, pemerintah sebenarnya dapat dan boleh melakukan ‘intervensi’ pasar dengan menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan. Caranya, antara lain dengan menambah volume pasokan barang kebutuhan pokok yang banyak dibutuhkan seperti gula, telur, cabai, daging dan sebagainya.

 

Untuk komoditas pertanian yang volume pa­­sokannya sangat bergantung pada musim, semes­ti­nya pemerintah secara berkesinambungan membangun sistem pergudangan yang tertata baik se­­hingga volume pasokan barang dan kewajaran harga senantiasa bisa dijaga.

 

Pemerintah juga dapat meningkatkan kelancaran arus distribusi barang dengan terus mengembangkan dan menambah infrastruktur jalan dan jembatan, sekaligus membangun konektivitas wilayah dan antarpulau.

 

Dengan mengurangi kemacetan lalu lintas dan memperlancar arus distribusi barang, kenaikan harga-harga tentunya akan lebih terkendali dalam ukuran yang wajar karena perdagangan menjadi lebih efisien.

 

Selama ini, pemerintah selalu dan hanya meng­andalkan aksi operasi pasar atau menggelar pasar murah di beberapa kota guna mengendalikan lonjakan harga, hal yang sama sekali tidak afektif dan tidak menyentuh akar masalah.

 

Dengan terus berulangnya kondisi ini setiap ta­­­hun tanpa ada solusi, dapat diartikan pemerintah te­­­lah dikalahkan oleh sistem pasar dan aksi spekulan.

 

Hal ini karena pemerintah tidak pernah memahami bahwa lonjakan harga bahan kebu­tuhan po­­­kok menjelang Ramadan lebih banyak disebabkan oleh buruknya tata niaga, mata rantai perdagangan yang panjang, dan buruknya infra­struktur distribusi.

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...