Sinergi Kementan-TNI Salurkan 10 Ton Bahan Pangan ke Bener Meriah Aceh

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Sampai dengan saat ini persoalan di Papua semakin berat, karena lambannya sikap pemerintah dan pemahaman yang tidak menyeluruh dalam mengatasi masalah di kawasan itu.

 

Menurut Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Cicrle (SMC), Syahganda Nainggolan, karena lambannya sikap pemerintah dalam mengatasi beban permasalahan Papua merupakan penyebab utama.

 

“Pemerintah hanya mengasumsikan Papua dalam pendekatan keamanan dan melupakan akar masalah yang lebih penting, seperti ketidakadilan ekonomi dan pembangunan,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Kamis, 28 Juni 2012.

 

Bahkan, lanjutnya, masalah yang lebih penting di Papua berupa aspek kesejahteraan masyarakat, maupun terkait persoalan pelik lain berupa kesenjangan sosial dan politik, di masyarakat atau dengan daerah lain.

 

Syahganda menuturkan dengan penanganan yang tidak menyeluruh membuat masalah Papua menjadi melebar dan terus menyebabkan krisis.

 

Masyarakat Papua juga akan memberi dukungan pada upaya penuntasan masalah yang bersifat menyeluruh, sebaliknya jika hanya mengambil jalan pintas berupa tindakan pengamanan maka akar persoalan tidak akan pernah terselesaikan.

 

Dia menambahkan upaya menuntaskan permasalahan Papua yang menyeluruh tidak boleh ditunda-tunda, mengingat hal itu menjadi kebutuhan mendesak bagi warga Papua.

 

“Papua adalah ikatan nasionalisme Indonesia sejak lama, karena itu jangan sampai nasionalisme ini terganggu dan kemudian lebih mengemuka sebagai komoditas internasional.” Ungkapnya.

 

Jadi, lanjut Syahganda, mempercepat penyelesaian Papua identik dengan perjuangan mengukuhkan nasionalisme di tanah Papua.

 

Namun, hakikat penyelesaian Papua harus dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono demi membuat Papua yang damai, sekaligus mengedepankan jiwa nasionalisme. (arh)

 

 

 

 

 

 

Sumber