Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Logo PGN. (Foto: dokumentasi PGN)

 

 

 

JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) menyatakan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) bisa mengurangi kenaikan harga gas, asalkan volume gasnya ditambah. Adapun PGN bisa tidak mengalami kerugian karena harga gas ke industri diturunkan pemerintah. Namun harus menggunakan cara dengan melakukan tambahan volume gas dari hulu."Bisa saja PGN tidak menaikkan harga gas sebesar 55 persen, namun lebih kecil. Tetapi dengan syarat volume gas dari produsen hilir ditingkatkan sesuai kontrak," kata Anggota Komite BPH Migas, Qoyum Tjandranegara, di Hotel Gren Melia, Jakarta, Rabu (27/6/2012).

 

Qoyum menambahkan, kenaikan harga gas industri yang semula USD6,7 per mmbtu menjadi USD10,13 per mmbtu merupakan peningkatan keekonomian harga gas.

 

"Namun kenaikan ini juga karena kenaikan harga gas di hilir dari USD1,8 per mmbtu menjadi USD5,6 mmbtu. Kenaikan gas di hilir sebetulnya bagus, karena orang akan semangat mencari gas, kalau murah yang punya gas pun lebih memilih dipendam saja dan menunggu sampai harga gas sesuai kalau bisa harganya keekonomian," tambah Qoyum.

 

Qoyum pun menanggapi kenaikan harga gas yang saat ini menjadi polemik. Pada intinya, PGN tidak boleh rugi karena merupakan perusahaan Tbk (terbuka), apabila kenaikan harga gas direvisi pemerintah.

 

"Prinsipnya PGN tidak boleh rugi karena tbk, pengusaha pun tidak boleh dibebani sekaligus, kalau ada kenaikan dilakukan secara bertahap," tutup Qoyum. (ade)

 

 

 

Sumber